SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Jumat, 12 Oktober 2012

PORTA PIDEI - TAHUN IMAN 2012-2013

SURAT APOSTOLIK
YANG DITERBITKAN SEBAGAI “MOTU PROPRIO”
“PINTU KEPADA IMAN”
(PORTA PIDEI)
DARI BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI
UNTUK MENCANANGKAN TAHUN IMAN

 1.      “Pintu kepada Iman” (Kis. 14:27) senantiasa terbuka bagi kita, memasukkan kita ke dalam persekutuan hidup dengan Allah dan memberi tawaran untuk masuk ke dalam Gereja-Nya. Melintasi ambang pintu ini dimungkinkan apabila Sabda Allah diwartakan dan hati manusia membiarkan dirinya dibentuk oleh rakhmat yang senantiasa mampu mengubah. Memasuki pintu gerbang itu berarti memulai suatu perjalanan yang akan berlangsung seumur hidup. Ia mulai dengan baptisan (bdk. Rom. 6:4), dengan mana kita dapat menyebut Allah sebagai Bapa kita, dan perjalanan itu akan berakhir dengan kematian yang memasukkan kita ke kehidupan kekal, buah dari kebangkitan Tuhan Yesus, yang, dengan anugerah Roh Kudus, memang berkehendak menarik semua orang yang percaya kepada-Nya untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya (bdk. Yoh. 17:22). Beriman kepada Tritunggal –Bapa, Putra dan Roh Kudus– adalah percaya kepada Allah yang mahaesa yang adalah kasih (bdk. 1Yoh. 4:8), yaitu: Bapa, yang dalam kepenuhan waktu telah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan kita, yakni Yesus Kristus, yang melalui misteri wafat dan kebangkitan-Nya telah menebus dunia; Roh Kudus, yang membimbing Gereja mengarungi jaman sambil menantikan kedatangan Tuhanyang akan datang kembali dalam kemuliaan.

Minggu, 09 September 2012

LECTIO DIVINA (2)

“MENYANTAP” SABDA TUHAN

Minggu lalu telah diuraikan tentang Lectio Divina dan langkah-langkahnya. Guigo II, seorang rahib abad XII, memban-dingngkan langkah-langkah itu dengan proses kita makan. Lectio bagaikan langkah tangan kita memasukan makanan ke dalam mulut. Meditatio bagaikan kita mengunyah & melumat makanan itu. Oratio mengecap rasanya; contemplatio adalah rasa dari makanan. Berikut ini penjelasan singkat bagaimana kita “menyantap” Sabda Tuhan itu agar kita bisa “mengunyah”-nya, sehingga nantinya kita bisa menemukan rasanya dan Sabda Tuhan itu berdaya guna bagi diri kita.

Lectio

“Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca?” (Kis 8:30). Untuk “mengerti” itulah tujuan kita dalam langkah Lectio. Lectio yang berarti membaca bukan sekedar membaca tulisan mati, melainkan juga membuka seluruh diri kita terhadap Sabda Tuhan. Kita membiarkan Kristus, Sang Sabda, untuk berbicara kepada kita, dan menguatkan kita, sebab maksud kita membaca bukan sekedar untuk pengetahuan tetapi untuk perubahan dan perbaikan diri kita. Sadarilah bahwa ayat-ayat tersebut sungguh ditujukan Tuhan kepada kita.

Dalam lectio, membaca berarti juga “mendengarkan” (bdk. Luk 8:18). Kita membaca bukan hanya dengan mulut dan akal, tapi dengan cara demikian kita hendak mendengarkan suara Tuhan. Maka hindari untuk “menemukan” ayat atau kata-kata yang paling “menyentuh” atau paling “berkesan.” Hal itu kadang-kala tergantung situasi batin kita. Lalu bagaimana?

BKSN 2012


PENGANTAR LECTIO DIVINA


Tema Bulan Kitab Suci Nasional 2012 (BKSN) kali ini adalah “Menyaksikan Mukjizat Tuhan.” Tema ini merupakan kelanjutan dari tema BKSN tahun lalu “Mendengarkan Tuhan Bercerita.” Maka bila tahun lalu kita diajak untuk “mendengarkan” Tuhan bercerita lewat berbagai perumpamaan, kali ini kita diajak untuk menjadi saksi mata dengan “menyaksikan” mukjizat yang Tuhan lakukan. Dua hal, yakni perumpamaan dan mukjizat, merupakan bagian terbesar dalam karya Yesus di dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah. Itulah “sabda” dan “tindakan” Yesus untuk membawa kembali manusia hidup dalam kasih Allah.

Sabtu, 14 Juli 2012

Katolisitas :


Bolehkah Menerima Komuni di Gereja Protestan?

Mungkin diantara kita pernah mengikuti ibadat / kebaktian di suatu Gereja Protestan. Dan di sana (tidak semua Gereja sama) diadakan perayaan yang mirip dengan ekaristi kita (Katolik). Roti dan anggur, dengan bentuk dan cara yang berbeda, dibagikan kepada jemaat yang hadir. Sebagai umat Katolik, bolehkan kita menerimanya? Apakah roti dan anggur itu sama seperti dalam iman Katolik, sungguh Tubuh dan Darah Kristus? Sebaliknya, ketika umat Protestan mengikuti Ekaristi di Gereja Katolik, bolehkan mereka menerima Komuni Kudus?

Jumat, 06 Juli 2012


Masa yang Hilang
      Mengapa masa 18 tahun hidup Yesus tidak tercatat dalam Kitab Suci? Dalam KS kisah masa kecil Yesus “berakhir” ketika Ia berumur 12 tahun (dipersembahkan di Bait Allah), lalu Ia “tiba-tiba” muncul setelah berusia 30 tahun (awal karya). Hanya Injil Lukas yang mencatat masa 18 tahun itu; itu pun hanya dengan kalimat “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Luk 2:51-52)

Jumat, 22 Juni 2012


PERSEPULUHAN
WAJIB atau SUKARELA?
Hukum persepuluhan seperti yang dipraktikkan banyak (tidak semua) Gereja Kristen berarti bahwa setiap anggota jemaat yang mempunyai penghasilan, wajib memberikan sepersepuluh (10 %) dari penghasilannya kepada Gereja. Pratek ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas berkat Tuhan dan sangat membantu karya Gereja. Bagaimanakah dasar hukum persepuluhan ini, lalu dalam Gereja Katolik wajib atau sukarela; boleh apa nggak kita melakukannya?
Dasar Persepuluhan
Persepuluhan didasarkan pada tindakan Abraham setelah menang perang, yaitu memberikan sepersepuluh dari hasil rampasan perang itu kepada Melkisedek, Imam Agung (Kej 14:17-24). Tindakan Abraham ini dipandang sebagai kewa-jiban yang harus dijalankan oleh umat Israel sebagai ketu-runan Abraham (Ul 14:22-23; 26:12-15; Bil 18:20-22; Neh 10:37-38; Im 27:32-33).

Senin, 11 Juni 2012

DAFTAR BACAAN DAN SARAN LAGU: JUNI-DESEMBER 2012

3 Juni 2012: HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS
Bacaan: Ul. 4:32-34,39-40; 33:4-5,6,9,18-19,20-22; Ul: 12b; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20
Saran Nyanyian: PS 578, 579, 581, 582, 583, 584, 580, 840, 960

10 Juni 2012: HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Bacaan: Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13,15,16bc,17-18; Ul:13; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26
Saran Nyanyian:
Mazmur Tanggapan: PS 856; Bait P, Injil: PS 953; Sekuensi: PS 556; Nyanyian lain: PS 335, 384, 421, 428, 429, 430, 432

15 Juni 2012: JUMAT, HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Bacaan: Hos. 11:1,3-4,8c-9; Yes. 11:2-3,4-bcd,5-6; Ef. 3:8-12,14-19; Yoh. 19:31-37
Saran Nyanyian: PS 337, 422, 561, 563, 564, 659 (2-3), 864, 957

17 Juni 2012, MINGGU BIASA XI
Bacaan: Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; Ul: lh,2a; 2 Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34
Saran Nyanyian: PS 650, 653, 654, 674, 675, 676(4-6), 831, 957

24 Juni 2012: MINGGU HARI RAYA KELAHIRAN S. YOHANES PEMBAPTIS
Bacaan: Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80.
Saran Nyanyian: PS 447, 549, 641, 642, 643, 830, 952

Selasa, 05 Juni 2012

Mgr. Soegijapranata SJ

Mgr. Soegijapranata dikenal dan dikenang umat Katolik dan bangsa ini tidak hanya sekadar Uskup Agung Semarang saja. Pria kelahiran 25 Nopember 1896 ini dikenal dan dikenang juga dengan kiprahnya bagi pembentukan negara dan bangsa ini. Berikut cukilan yang dilakukan soal Mgr. Soegijapranata dari berbagai sumber terbitan.

SOEGIJA
Dra M. Henricia Moeryantini CB dalam bukunya berjudul ‘Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ’, (Nusa Indah, Ende, 1975). mengungkapkan bahwa masa kecil Monsigneur tidak jauh dengan bocah laki-laki pada umumnya. Ia seorang anak laki-laki yang lincah, senang bermain bola, dan berkelahi. Soegija (nama kecil Soegijapranata) lahir dalam sebuah keluarga Karijosoedarma, abdi dalem Kraton Surakarta pada tanggal 25 November 1896.
Soegija sendiri dilahirkan di Surakarta, anak kelima dari 9 bersaudara. Ayahnya selalu mengajarkan Soegija tentang seni tradisional, terlebih berkaitan dengan kebijaksanaan hidup lewat kesenian. Dia juga belajar gamelan, tetapi sama sekali tidak bersedia belajar menari. “Sejak kecil pemuda Soegija sudah pandai memukul gamelan dan mempunyai minat besar terhadap kebudayaan Jawa.”, ungkap Suster Henricia. Sementara ibunya selalu mengajarkan Soegija tentang arti keluhuran budi, hidup sederhana serta tahu sopan santun. Hal itu diperolehnya dari pengajaran bahasa Jawa dengan penggunaan kaidah-kaidah yang memperhatikan tingkatan-tingkatan tertentu dari lawan bicara Soegijaparanata muda juga terkenal sebagai seorang anak yang pemberani. Mulai dari anak-anak pribumi sampai anak-anak sinyo Belanda siap dihadapinya. Jenis perkelahiannya pun beragam, ada yang perorangan, kroyokan, atau model perkelahian elegan dengan sarana bertanding sepakbola. Bahkan, anak-anak Katolik pun sering diganggun atau diejek, maklum Soegija kala itu belum menjadi Katolik. Baru-baru setelah beberapa tahun bersekolah di Muntilan, Soegija dibaptis dengan nama baptis Albertus.

Kamis, 01 Maret 2012

Jalan Salib

KOK NGGAK ADA DI ALKITAB..???
Kisah sengsara Yesus dalam Injil - terutama sekali tulisan St Lukas - menjadi sumber bagi sebagian besar dari ke-1 perhentian Jalan Salib tradisional. Peristiwa Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus, Yesus memanggul salib-Nya, Simon dari Kirene membantu memanggul salib, perempuan-perempuan yang menangisi-Nya, pakaian Yesus ditanggalkan, Yesus disalibkan, Yesus wafat, Yesus diturunkan dari salib dan dimakamkan, semuanya dicatat dalam Kitab Suci.
Tetapi bagaimana dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disebutkan dalam Injil? Misalnya peristiwa Yesus berjumpa dengan Maria, Bunda-Nya; Veronika mengusap wajah Yesus; Yesus jatuh sebanyak tiga kali? Dari manakah kisah-kisah ini berasal? Tampaknya kisah-kisah tersebut berasal dari para peziarah perdana yang mengunjungi Yesusalem.

Minggu, 26 Februari 2012

PERTEMUAN I - APP 2012


“Panggilan Hidup
Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”


Tema Pertemuan:
Tema pertemuan pertama ini adalah “Panggilan Hidup Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”. Kitab Kejadian bab satu menggambarkan betapa Allah mengharapkan keberadaan manusia sebagai citra-Nya mampu melakukan kehendak-Nya. Kej 2:15 memperjelas maksud Kitab Suci akan panggilan hidup kita, yakni : “….. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”.

Inti pertemuan:
Allah mengundang kita untuk menjaga, memelihara, mengolah, dan mengembangkan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia. Upaya perjuangan hidup sejahtera merupakan panggilan dan tanggung jawab setiap orang pada umumnya dan secara khusus umat beriman Katolik. 

AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) 2012 - PENGANTAR

Mewujudkan Hidup Sejahtera
PANGGILAN HIDUP DAN TANGGUNGJAWAB


Pengantar

      Tema APP 2012 adalah rangkaian tema besar (2012-2017) “Mewujudkan Hidup Sejahtera.” Tema ini kelanjutan tema 2007-2011 “Pemberdayaan Kesejatian Hidup.” Setelah selama 5 tahun kita diajak untuk “memberdayakan” hidup sejati dalam kehidupan masyarakat, komunitas, keluarga, saudara beda agama dan lingkungan hidup, maka 5 tahun mendatang kita diajak untuk merenungkan, merencanakan dan aksi nyata untuk mewujudkan bagaimana hidup sejahtera itu.

      Tema tahun 2012 “Panggilan Hidup dan Tanggungjawab” mengajak kita untuk melihat apa panggilan dan tanggungjawab dasariah kita sebagai orang beriman. Jawaban atas hal itu kita temukan dalam Kej 2:15 “mengusahakan dan memelihara” ciptaan Tuhan.


Hasil / sasaran yang ingin dicapai
  1. Tumbuh dan berkembangnya semangat persatuan diantara umat Katolik dalam kehidupan basisnya (KBG, Lingkungan) dan antar basis di dalam Gereja demi membangun kesejahteraan bersama.
  2. Meningkatnya semangat rela berbagi diantara umat (pribadi, kelompok) dengan diwujudkan dalam aksi nyata, sesuai dengan situasi dan potensi setempat.
  3. Tumbuhnya kesadaran untuk ikut dalam karya penciptaan (mengusahakan dan memeliharanya) baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan.

Selasa, 21 Februari 2012

SEJARAH HARI RABU ABU

Rabu Abu (dies cinerum)

Rabu Abu yang awalnya dikenal dengan nama dies cinerum (hari abu) adalah hari pertama masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari sebelum Paskah (hari Minggu tidak dihitung) atau 44 hari (termasuk Minggu) sebelum Jumat Agung.  Pada Rabu Abu dan setiap hari jumat selama  40 hari tersebut umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

Pada Pada hari Rabu Abu, umat katolik datang ke Gereja dan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini pada dahinya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel pada jaman dahulu di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."

Minggu, 19 Februari 2012

Surat Keuskupan


Ketentuan Puasa & Pantang th. 2012
Keuskupan Agung Palembang
No: 066/Dio-4/I/2012

Saudara-saudari terkasih:
       Berikut ini saya sampaikan ketentuan-ketentuan mengenai "Pantang dan Puasa " selama masa pra - Paskah tahun 2012.
1.   Masa pra-Paskah adalah masa penuh rahmat; kesempatan untuk membaharui hidup sebagai umat beriman dengan bertobat. Setiap umat beriman hendaknya menggunakan masa pra-paskah ini untuk mengembangkan hidup rohaninya. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh baik sebagai pribadi, keluarga maupun dalam kelompok dengan meningkatkan doa pribadi, menghadiri ekaristi, menerima sakramen tobat,  merenungkan jalan salib Kristus, menjalani pantang, bermati raga, dan berpuasa merupakan sarana khusus pada masa pra - Paskah ini untuk semakin mengalami penyelamatan Kristus yang telah menderita, wafat, dan bangkit bagi dunia.
Pendalaman iman di tingkat lingkungan atau kelompok kategorial menjadi sarana membangun gereja kecil melalui sharing dan pendalaman tema APP, sekaligus menjadi tempat mewujudkan aksi nyata sebagai bentuk konkrit perubahan yang ingin kita lakukan.
Rekoleksi atau retret hendaknya juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan dalam upaya membaharui hidup kita sebagai orang beriman.

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI UNTUK MASA PRAPASKAH 2012

“Dan  marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong dalam kasih 
dan dalam pekerjaan baik“
Ibr 10:24).

Saudara dan saudari yang terkasih,
Masa Prapaskah sekali lagi memberikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan inti terdalam dari kehidupan seorang Kristen, yaitu: perbuatan amal kasih. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaharui perjalanan iman kita, baik sebagai seorang individu maupun sebagai bagian dari komunitas, dengan bimbingan Sabda Tuhan dan sakramen-sakramen Gereja. Perjalanan ini adalah perjalanan yang ditandai dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut sukacita Paskah.
Tahun ini saya ingin mengajukan beberapa pemikiran dalam terang ayat-ayat Kitab Suci yang diambil dari Surat kepada umat Ibrani: “Dan marilah kita kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”. Kata-kata ini adalah bagian dari perikop di mana sang penulis surat yang kudus menghimbau kita untuk menaruh kepercayaan di dalam Yesus Kristus sebagai Imam Agung yang telah memenangkan pengampunan Allah bagi kita dan membuka jalan kepada Tuhan. Mengimani Kristus membuat kita mampu menghasilkan buah di dalam hidup yang ditopang oleh tiga kebaijkan teologis: hal itu berarti menghampiri Tuhan “dengan hati tulus dan penuh iman (ay.22), tetap “teguh dalam harapan yang kita nyatakan” (ay.23) dan senantiasa berusaha untuk menjalani hidup yang dibangun di atas “cinta kasih dan pekerjaan-pekerjaan baik” (ay.24), bersama dengan saudara dan saudari kita. Sang penulis surat tersebut menyatakan bahwa untuk mempertahankan hidup yang dibentuk oleh Injil, adalah penting untuk berpartisipasi secara aktif dalam liturgi dan doa bersama komunitas, dengan mengingat akan tujuan eskatologis untuk bersatu secara penuh dengan Tuhan (ay.25). Di sini saya ingin membuat refleksi atas ayat 24, yang memberikan pengajaran yang ringkas, bernilai, dan tepat di segala zaman, atas tiga aspek hidup Kristiani, yaitu: kepedulian kepada sesama, kasih timbal balik, dan kekudusan pribadi.

Jumat, 06 Januari 2012

RENUNGAN MINGGU

Hari Raya Epifani / Penampakan Tuhan
Minggu, 8 Januari 2012

Kado untuk Yesus

Suatu ketika, di paroki diadakan acara Natal Anak-anak. Satu minggu sebelumnya guru Sekolah Minggu memberi pengumuman: “Adik-adik, minggu depan kita akan mengadakan natal bersama. Untuk natal tahun ini kita akan mengadakan lomba membuat kado untuk Bayi Yesus. Adik-adik boleh memberikan kado apa saja. Kado tersebut akan kita kumpulkan di depan Kandang Natal setelah Misa Malam Minggu. Bagi yang mempersembahkan kado terbaik akan mendapat hadiah.”

ANEKA INFO

1. BAPTIS BAYI
Baptis bayi bulan Januari digabungkan dengan Baptisan Bulan Februari nanti, yakni hari Sabtu, 18 Februari 2012, pkl. 15.00 WIB. Pembekalan dilaksanakan sesudah Misa II hari Minggu, 5 & 12 Februari 2012. Formuli9r pendaftaran silahkan ambil di Sekretariat Paroki.

2. RAPAT DPP STY INTI
Para pengurus DPP inti, yakni: DPH, Ketua Bidang dan Ketua Wilayah, mohon hadir dalam rapat penyusunan program kerja 2012, pada hari Kamis (12 Jan.), pkl 19.00 WIB di Aula Gedung Serbaguna paroki.

RUANG KATEKESE

Siapakah Orang Majus itu?

Hari ini kita merayakan “Hari Raya Penampakan Tuhan” atau pada masa lalu dikenal juga dengan “Hari Raya Tiga Raja.” Hari Raya ini dikenal juga dengan nama “Epifani.” Kata Epifani berasal dari Bahasa Yunani epiphaneia yang berarti “menampakan diri” atau unjuk / menampakan kekuasaan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan para raja jaman dahulu yang dalam waktu tertentu berkeliling mengunjungi rakyat di wilayah kekuasaannya. Maka bagi kita umat Kristen, HR Epifani atau Penampakan Tuhan merupakan perayaan besar karena pada hari ini kita merayakan, menyambut Tuhan yang hadir menampkan diri / mengunjungi umat-Nya. Bahkah dalam tradisi Gereja Ortodoks, Hari Raya Epifani jauh lebih meriah daripada Natal.

RUANG LITURGI

Makna Persembahan para Majus


Pada Hari Raya Epifani atau HR Penampakan Tuhan ini, kita langsung ingat akan tokoh para majus yang memper-sembahkan emas, kemenyan dan mur kepada kanak-kanak Yesus. Bagi kita jaman ini hanya emaslah yang berharga dan berarti, sedangkan dua persembahan lainnya kurang berharga. Namun ketiga macam persembahan itu mempunyai makna simbolik tertentu. Berikut ini adalah maknanya sebagaimana dimengerti oleh Gereja sejak jaman dahulu.

1.     Emas adalah pemberian untuk seorang raja
Pada jaman dahulu di Persia ada kebiasaan di mana tidak seorang pun dapat mendekati raja tanpa membawa persembahan. Emas logam mulia dan paling berharga adalah persembahan yang cocok untuk seorang raja. Yesus adalah manusia yang lahir untuk menjadi raja. Tetapi, Ia memerintah tidak dengan kekuatan senjata, melainkan dengan kekuatan kasih. Dan Ia akan memerintah manusia bukan dari atas tahta tetapi dari atas kayu salib.
Bagi kita, cukup kalau kita mengingat bahwa Yesus Kristus adalah Raja. Kita hanya dapat datang dan bertemu dengan Yesus, kalau kita bersedia merendahkan diri di hadapan-Nya. Perendahan diri di hadapan Kristus itu merupakan tindakan pertama yang harus kita lakukan. Yesus adalah Raja. Sebelum kita bergaul akrab dengan Yesus, kita harus terlebih dahulu merendahkan diri di hadapan-Nya. Di hadapan Raja Semesta Alam.