SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Minggu, 26 Februari 2012

PERTEMUAN I - APP 2012


“Panggilan Hidup
Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”


Tema Pertemuan:
Tema pertemuan pertama ini adalah “Panggilan Hidup Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”. Kitab Kejadian bab satu menggambarkan betapa Allah mengharapkan keberadaan manusia sebagai citra-Nya mampu melakukan kehendak-Nya. Kej 2:15 memperjelas maksud Kitab Suci akan panggilan hidup kita, yakni : “….. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”.

Inti pertemuan:
Allah mengundang kita untuk menjaga, memelihara, mengolah, dan mengembangkan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia. Upaya perjuangan hidup sejahtera merupakan panggilan dan tanggung jawab setiap orang pada umumnya dan secara khusus umat beriman Katolik. 

AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) 2012 - PENGANTAR

Mewujudkan Hidup Sejahtera
PANGGILAN HIDUP DAN TANGGUNGJAWAB


Pengantar

      Tema APP 2012 adalah rangkaian tema besar (2012-2017) “Mewujudkan Hidup Sejahtera.” Tema ini kelanjutan tema 2007-2011 “Pemberdayaan Kesejatian Hidup.” Setelah selama 5 tahun kita diajak untuk “memberdayakan” hidup sejati dalam kehidupan masyarakat, komunitas, keluarga, saudara beda agama dan lingkungan hidup, maka 5 tahun mendatang kita diajak untuk merenungkan, merencanakan dan aksi nyata untuk mewujudkan bagaimana hidup sejahtera itu.

      Tema tahun 2012 “Panggilan Hidup dan Tanggungjawab” mengajak kita untuk melihat apa panggilan dan tanggungjawab dasariah kita sebagai orang beriman. Jawaban atas hal itu kita temukan dalam Kej 2:15 “mengusahakan dan memelihara” ciptaan Tuhan.


Hasil / sasaran yang ingin dicapai
  1. Tumbuh dan berkembangnya semangat persatuan diantara umat Katolik dalam kehidupan basisnya (KBG, Lingkungan) dan antar basis di dalam Gereja demi membangun kesejahteraan bersama.
  2. Meningkatnya semangat rela berbagi diantara umat (pribadi, kelompok) dengan diwujudkan dalam aksi nyata, sesuai dengan situasi dan potensi setempat.
  3. Tumbuhnya kesadaran untuk ikut dalam karya penciptaan (mengusahakan dan memeliharanya) baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan.

Selasa, 21 Februari 2012

SEJARAH HARI RABU ABU

Rabu Abu (dies cinerum)

Rabu Abu yang awalnya dikenal dengan nama dies cinerum (hari abu) adalah hari pertama masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari sebelum Paskah (hari Minggu tidak dihitung) atau 44 hari (termasuk Minggu) sebelum Jumat Agung.  Pada Rabu Abu dan setiap hari jumat selama  40 hari tersebut umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

Pada Pada hari Rabu Abu, umat katolik datang ke Gereja dan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini pada dahinya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel pada jaman dahulu di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."

Minggu, 19 Februari 2012

Surat Keuskupan


Ketentuan Puasa & Pantang th. 2012
Keuskupan Agung Palembang
No: 066/Dio-4/I/2012

Saudara-saudari terkasih:
       Berikut ini saya sampaikan ketentuan-ketentuan mengenai "Pantang dan Puasa " selama masa pra - Paskah tahun 2012.
1.   Masa pra-Paskah adalah masa penuh rahmat; kesempatan untuk membaharui hidup sebagai umat beriman dengan bertobat. Setiap umat beriman hendaknya menggunakan masa pra-paskah ini untuk mengembangkan hidup rohaninya. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh baik sebagai pribadi, keluarga maupun dalam kelompok dengan meningkatkan doa pribadi, menghadiri ekaristi, menerima sakramen tobat,  merenungkan jalan salib Kristus, menjalani pantang, bermati raga, dan berpuasa merupakan sarana khusus pada masa pra - Paskah ini untuk semakin mengalami penyelamatan Kristus yang telah menderita, wafat, dan bangkit bagi dunia.
Pendalaman iman di tingkat lingkungan atau kelompok kategorial menjadi sarana membangun gereja kecil melalui sharing dan pendalaman tema APP, sekaligus menjadi tempat mewujudkan aksi nyata sebagai bentuk konkrit perubahan yang ingin kita lakukan.
Rekoleksi atau retret hendaknya juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan dalam upaya membaharui hidup kita sebagai orang beriman.

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI UNTUK MASA PRAPASKAH 2012

“Dan  marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong dalam kasih 
dan dalam pekerjaan baik“
Ibr 10:24).

Saudara dan saudari yang terkasih,
Masa Prapaskah sekali lagi memberikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan inti terdalam dari kehidupan seorang Kristen, yaitu: perbuatan amal kasih. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaharui perjalanan iman kita, baik sebagai seorang individu maupun sebagai bagian dari komunitas, dengan bimbingan Sabda Tuhan dan sakramen-sakramen Gereja. Perjalanan ini adalah perjalanan yang ditandai dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut sukacita Paskah.
Tahun ini saya ingin mengajukan beberapa pemikiran dalam terang ayat-ayat Kitab Suci yang diambil dari Surat kepada umat Ibrani: “Dan marilah kita kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”. Kata-kata ini adalah bagian dari perikop di mana sang penulis surat yang kudus menghimbau kita untuk menaruh kepercayaan di dalam Yesus Kristus sebagai Imam Agung yang telah memenangkan pengampunan Allah bagi kita dan membuka jalan kepada Tuhan. Mengimani Kristus membuat kita mampu menghasilkan buah di dalam hidup yang ditopang oleh tiga kebaijkan teologis: hal itu berarti menghampiri Tuhan “dengan hati tulus dan penuh iman (ay.22), tetap “teguh dalam harapan yang kita nyatakan” (ay.23) dan senantiasa berusaha untuk menjalani hidup yang dibangun di atas “cinta kasih dan pekerjaan-pekerjaan baik” (ay.24), bersama dengan saudara dan saudari kita. Sang penulis surat tersebut menyatakan bahwa untuk mempertahankan hidup yang dibentuk oleh Injil, adalah penting untuk berpartisipasi secara aktif dalam liturgi dan doa bersama komunitas, dengan mengingat akan tujuan eskatologis untuk bersatu secara penuh dengan Tuhan (ay.25). Di sini saya ingin membuat refleksi atas ayat 24, yang memberikan pengajaran yang ringkas, bernilai, dan tepat di segala zaman, atas tiga aspek hidup Kristiani, yaitu: kepedulian kepada sesama, kasih timbal balik, dan kekudusan pribadi.