Mgr. Soegijapranata dikenal dan dikenang umat Katolik dan bangsa ini tidak hanya sekadar Uskup Agung Semarang saja. Pria kelahiran 25 Nopember 1896 ini dikenal dan dikenang juga dengan kiprahnya bagi pembentukan negara dan bangsa ini. Berikut cukilan yang dilakukan soal Mgr. Soegijapranata dari berbagai sumber terbitan.
SOEGIJA
Dra M. Henricia Moeryantini CB dalam bukunya berjudul ‘Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ’, (Nusa Indah, Ende, 1975). mengungkapkan bahwa masa kecil Monsigneur tidak jauh dengan bocah laki-laki pada umumnya. Ia seorang anak laki-laki yang lincah, senang bermain bola, dan berkelahi. Soegija (nama kecil Soegijapranata) lahir dalam sebuah keluarga Karijosoedarma, abdi dalem Kraton Surakarta pada tanggal 25 November 1896.
Soegija sendiri dilahirkan di Surakarta, anak kelima dari 9 bersaudara. Ayahnya selalu mengajarkan Soegija tentang seni tradisional, terlebih berkaitan dengan kebijaksanaan hidup lewat kesenian. Dia juga belajar gamelan, tetapi sama sekali tidak bersedia belajar menari. “Sejak kecil pemuda Soegija sudah pandai memukul gamelan dan mempunyai minat besar terhadap kebudayaan Jawa.”, ungkap Suster Henricia. Sementara ibunya selalu mengajarkan Soegija tentang arti keluhuran budi, hidup sederhana serta tahu sopan santun. Hal itu diperolehnya dari pengajaran bahasa Jawa dengan penggunaan kaidah-kaidah yang memperhatikan tingkatan-tingkatan tertentu dari lawan bicara Soegijaparanata muda juga terkenal sebagai seorang anak yang pemberani. Mulai dari anak-anak pribumi sampai anak-anak sinyo Belanda siap dihadapinya. Jenis perkelahiannya pun beragam, ada yang perorangan, kroyokan, atau model perkelahian elegan dengan sarana bertanding sepakbola. Bahkan, anak-anak Katolik pun sering diganggun atau diejek, maklum Soegija kala itu belum menjadi Katolik. Baru-baru setelah beberapa tahun bersekolah di Muntilan, Soegija dibaptis dengan nama baptis Albertus.