PERISTIWA MULIA
1. Yesus bangkit dari kematian (Luk 24:5-7).
"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara
orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang
dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea,yaitu bahwa Anak Manusia
harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit
pada hari yang ketiga."
Renungan:
Kebangkitan
Yesus telah dinyatakan-Nya kepada para murid sebelum wafat-Nya di kayu salib.
Tetapi para rasul lamban memahaminya bahkan sesudah Ia bangkit pun mereka tidak
dapat memahaminya. Dengan kebangkitan Kristus suatu kepastian tentang hidup
baru sesudah kema-tian telah dinyatakan. Yesus telah mengalahkan kematian,
sehingga maut tidak dapat menguasai-Nya lagi. Maka kebangkitan membuka kembali
surga bagi manusia untuk mema-sukinya berkat Sang Juruselamat, Yesus Kristus.
Apakah
kebangkitan Yesus juga telah membuka harapan bagi masa depanku?
Ya Yesus, kebangkitan-Mu
membawa sukacita dan harapan baru karena kami telah Engkau perdamaikan dengan
Bapa. Semoga dengan merenungkan misteri Rosario Suci Santa Perawan Maria, kami semakin
menghayati makna kebang-kitan-Mu dan menjadi pembawa sukacita dan damai bagi
banyak orang. Amin.
2. Yesus naik ke surga (Luk
24:50-53)
Lalu Yesus membawa para murid ke luar kota sampai dekat
Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia
sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Para
murid sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat
bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Renungan:
Yesus kembali
kepada Bapa-Nya di surga, karena dari sanalah Ia memang berasal. Sebelum itu,
Ia memberi berbagai wejangan dan janji kepada para murid. Namun Ia juga memberi
tugas kepada mereka, agar “dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa.” (Luk 24:47).
Tugas yang
Yesus percayakan kepada para murid kini juga menjadi tugas dan tanggungjawab
kita. Maukah kita menjadi saksi-saksi kebangkitan-Nya melalui kesaksian hidup
kita sehari-hari?
Ya Bunda Maria,
dampingi dan bantulah kami untuk hidup seturut kehendak Allah. Semoga iman kami
akan Yesus Kristus, Puteramu kami tampakkan di dalam kehidupan kami
sehari-hari; di tengah keluarga, dalam pekerjaan dan juga di tengah masyarakat
kami. Amin.
3. Roh Kudus
turun atas para Rasul (Kis 2: 2,4).
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; Maka penuhlah
mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa
lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk menga-takannya.
Renungan:
Roh Kudus yang
dijanjikan Yesus kepada para murid telah memenuhi hati dan pikiran mereka
sehingga pikiran dan hati mereka terbuka untuk mewartakan apa yang telah mereka
alami bersama Yesus ketika masih ada di tengah mereka. Roh itu membarui,
menerangi dan memberikan semangat dan hidup yang baru. Roh yang sama juga kita
terima dalam sakramen Krisma agar kita menjadi dewasa, kuat dan memiliki
semangat yang baru.
Bagaimanakah
Roh Kudus berperan dalam imanku? Sejauh manakah pembaruan dan terang-Nya
sungguh meresapi hidup keseharianku?
Ya Yesus, Roh
Kudus yang Kau janjikan akan mengingatkan dan menga-jarkan segala sesuatu yg
telah Engkau katakan. Kami menyadari karena kerasnya hati kami seringkali kami
mengabaikan suara Roh-Mu. Lembut-kanlah hati kami dan pertajamlah pendengaran
kami agar kami senantiasa hidup dalam terang dan bimbingan Roh Kudus-Mu. Amin.
4. Maria diangkat ke surga (1 Kor
15:23)
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai
buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu
kedatangan-Nya.
Renungan:
Ketabahan,
kesetiaan dan sikap rendah hati Bunda Maria sungguh mengagumkan.
Keterlibatannya dalam karya penebusan Yesus, Puteranya, membuatnya menerima
anugerah istimewa; Ia diangkat ke surga, jiwa dan raganya.
Bagaimanakah kita
bisa meneladani sikap Bunda Maria dalam hidup kita? Sanggupkah kita menjalani
dan menang-gung suka-duka hidup seperti Bunda Maria. Ataukah kita hanya menginginkan
kesenangan dan keba-hagiaan tanpa mau berusaha dan menjalani kehendak Allah?
Ya Yesus,
hidup Bunda-Mu, Santa Perawan Maria, semoga menjadi pedo-man dan teladan bagi
kami untuk memohon buah-buah kebangkitan-Mu. Jauhkanlah sikap malas, iri hati,
dan mudah putus asa manakala kami mengharapkan anugerah dan pertolongan-Mu.
Amin.
5. Maria dimahkotai di surga(Why 12: 1)
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang
perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Renungan:
Siapakah
wanita di dunia ini yang dapat memenuhi gambaran kitab Wahyu ini, kecuali Bunda
Maria? Sejak Ia menyatakan kesediaan untuk menjadi Bunda Al Masih, Anak Allah,
seluruh hidup Maria diabdikannya untuk mewu-judkan kehendak Allah bersama
putranya. Maka layaklah bila Bunda Maria menerima mahkota kemuliaan bersama
Putranya.
Apakah teladan
iman, kesetiaan dan ketaatan serta ketulusan Bunda Maria ini juga menjadi pola
dan keteladan bagi hidup saya?
Ya Bunda
Maria, bersama Elisabet kami senantiasa berseru, “Terpujilah engkau diantara
semua wanita.” Maka, kami ingat pula pesan Putera-Mu bahwa engkaulah ibu kami
dan kami ini anak-anak-Mu.
Semoga teladan
dan kasih sayangmu sebagai seorang ibu menjadikan kami hidup sebagai anak-anak
Allah. Dan akhirnya pun kelak kami boleh mene-rima anugerah kemuliaan dari
Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.