SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Sabtu, 04 Mei 2013

DOA ROSARIO PRIBADI DAN KELOMPOK



      


Sebagai salah satu bentuk doa yang sederhana, mudah diingat (dan dihapal), seringkali Doa Rosario tidak didoakan sebagaimana mestinya, khususnya dalam kelompok. Tak jarang Rosario menjadi pengisi waktu agar pertemuan lingkungan atau doa men yang bisa diterapkan baik secara pribadi maupun dalam kelompok.


1. Doa Rosario secara Pribadi
Doa Rosario secara pribadi dapat didoakan kapan saja, sesuai dengan kebutuhan kita. Namun berikut ini beberapa hal yang patut kita perhatikan.
-     Ujud doa / intensi.
      Kita berdoa tentu bukan hanya sekedar pengisi waktu luang. Kita berdoa karena punja ujud/intensi atau maksud tertentu, entah sebagai ungkapan syu-kur, permohonan, atau mendoakan orang lain. Maka ketika berdoa Rosario hendaknya kita ungkapkan pula maksud / tujuan doa kita itu. Ujud doa bisa diungkapkan: [1] di awal, yakni setelah doa “Ya Yesus.....” [2] pada setiap peristiwa yang kita renungkan; bisa setelah “judul” peristiwa atau setelah perpuluhan Doa Salam Maria.
-     Bacaan Kitab Suci dan Renungan.
      Agar Doa Rosario kita semakin bermakna dan mem-perkaya iman kita maka baik bila ada waktu untuk sejenak membaca kutipan perikop Kitab Suci dan merenungkan setiap peristiwa rosario. Bisa juga kita merenungkan kutipan Kitab Suci sesuai dengan Kalender Liturgi; yakni, sebelum Doa Rosario kita membaca dan merenungkan kutipan / perikop itu lalu dilanjutkan dengan Rosario.
-     Doa-doa lain.
      Jika dirasa perlu kita bisa mendoakan doa-doa lainnya sesuai dengan kebutuhan, baik secara spon-tan maupun dengan menggunakan teks/buku doa. Doa-doa itu bisa kita tempatkan setelah rangkaian Doa Rosario selesai.

2. Doa Rosario dalam Kelompok
Doa Rosario yang diadakan bersama dalam kelompok atau lingkungan hendaknya mengikuti pola Ibadat Sabda.
-     Pembuka.
    Ibadat Rosario diawali dengan Nyanyian Pembuka, Tanda Salib dan Salam, lalu Pengantar. Pada bagian Pengantar, pemimpin ibadat bisa menyampaikan maksud / intensi doa. Lalu dilanjutkan dengan saat hening, Doa Tobat dan Doa Pembuka.
-     Bacaan Kitab Suci dan Renungan.
      Bacaan Kitab Suci bisa berdasarkan Kalender Liturgi hari yang bersangkutan atau perikop yang sesuai dengan intensi doa pada pertemuan itu. Setelah Bacaan Kitab Suci bisa dinyanyikan Mazmur Tanggapan atau Pujian Sabda. Kemudian dilanjutkan dengan renungan.
-     Doa Rosario.
      Didoakan sesuai dengan tata urutan yang ada, namun tanpa perlu lagi Tanda Salib pada awal dan akhir. Nya-nyian Pujian kepada Bunda Maria (bukan “nyanyian selingan...??”) bisa ditempatkan antara peristiwa setelah ke-3. Peristiwa Rosario yang direnungkan disesu-aikan dengan hari yang bersangkutan atau peristiwa yang cocok dengan intensi ibadat tersebut.
-     Doa Umat  / Permohonan.
      Doa permohonan bisa secara spontan (oleh pemimpin atau bergiliran) atau mengikuti teks dari buku doa. Doa-doa ini hendaknya dipilih yang sesuai dengan intensi pertemuan / doa bersama itu atau sesuai kebutuhan kelompok. Doa umat / permohonan diteguhkan dengan Doa / Nyanyian Bapa Kami.
-     Penutup.
      Doa Penutup bisa didoakan oleh pemimpin ibadat atau bersama-sama (bila ada teks doa). Setelah itu diakhiri dengan doa berkat dan Tanda Salib. Ib adat Rosario diakhiri dengan nyanyian.

Tatacara doa Rosario
Rosario sebenarnya adalah doa renungan atas misteri keselamatan (dari saat Yesus mulai dikandung sampai Ia dimuliakan di surga dan mengutus Roh Kudus – seluruhnya 20 peristiwa). Sembari mendaras Salam Maria berulang-ulang (10 kali), para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario.

Doa yang terus diulang-ulang ini sangat membantu memu-satkan perhatian pada misteri keselamatan yang direnungkan. Tetapi hendaknya diingat bahwa doa-renungan ini harus dibangun dan dipupuk oleh iman; maka baik kalau bacaan-bacaan singkat, renungan atau ayat-ayat nyanyian disisipkan di antara setiap dasa Salam Maria. Kalau tidak dilandasi iman, ada bahaya bahwa doa rosario menjadi rentetan kata-kata yang kosong.
Dalam nama Bapa…
Aku percaya…
Kemuliaan kepada Bapa…
Terpujilah…
Bapa kami…

Salam, Putri Allah Bapa.                                Salam Maria…
Salam, Bunda Allah Putra,                            Salam Maria…
Salam, Mempelai Allah Roh Kudus.           Salam Maria…

Kemuliaan kepada Bapa…
Terpujilah… 

Setelah itu ditambahkan doa berikut:
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.
Kemudian dibacakan (dan direnungkan sejenak) peristiwa-peristiwa rosario yang dipilih (lihat di bawah). Selanjutnya menyusul doa Bapa kami, 10x doa Salam Maria, Kemuliaan, dan Terpujilah. Setelah itu ditambahkan doa “Ya Yesus yang baik, ........ dst.”  Lalu menyusul peristiwa kedua dan seterusnya.

Peristiwa-peristiwa Gembira
1.   Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38).
2.   Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk 1:39-45).
3.   Yesus dilahirkan di Bethlehem (Luk 2:1-7).
4.   Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40).
5.   Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52).

Peristiwa-peristiwa Sedih
1.   Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46).
2.   Yesus didera (Yoh 19:1).
3.   Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3).
4.   Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (Luk 22:26-32).
5.   Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49).

Peristiwa-peristiwa Mulia
1.   Yesus bangkit dari kematian (Luk 21:1-12).
2.   Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53).
3.   Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis 2:1-13).
4.   Maria diangkat ke surga (1Kor 15:23).
5.   Maria dimahkotai di surga (Why 12:1).

Peristiwa-peristiwa Terang
1.   Yesus di baptis di sungai Yordan (Mat 3:16-17)
2.   Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yoh 2:11)
3.   Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat4:17-23)
4.   Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Mat 17:2-5)
5.   Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22-24)

Catatan :
a.   Peristiwa-peristiwa Gembira : Pada hari Senin dan Sabtu; pada masa Adven dan Natal.
b.   Peristiwa-peristiwa Sedih : Pada hari Selasa dan Jumat; pada masa Puasa.
c.   Peristiwa-peristiwa Mulia : Pada hari Rabu, Sabtu dan Minggu; pada masa Paska.
d.   Peristiwa-peristiwa Terang : Pada hari Kamis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.