SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Minggu, 09 September 2012

LECTIO DIVINA (2)

“MENYANTAP” SABDA TUHAN

Minggu lalu telah diuraikan tentang Lectio Divina dan langkah-langkahnya. Guigo II, seorang rahib abad XII, memban-dingngkan langkah-langkah itu dengan proses kita makan. Lectio bagaikan langkah tangan kita memasukan makanan ke dalam mulut. Meditatio bagaikan kita mengunyah & melumat makanan itu. Oratio mengecap rasanya; contemplatio adalah rasa dari makanan. Berikut ini penjelasan singkat bagaimana kita “menyantap” Sabda Tuhan itu agar kita bisa “mengunyah”-nya, sehingga nantinya kita bisa menemukan rasanya dan Sabda Tuhan itu berdaya guna bagi diri kita.

Lectio

“Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca?” (Kis 8:30). Untuk “mengerti” itulah tujuan kita dalam langkah Lectio. Lectio yang berarti membaca bukan sekedar membaca tulisan mati, melainkan juga membuka seluruh diri kita terhadap Sabda Tuhan. Kita membiarkan Kristus, Sang Sabda, untuk berbicara kepada kita, dan menguatkan kita, sebab maksud kita membaca bukan sekedar untuk pengetahuan tetapi untuk perubahan dan perbaikan diri kita. Sadarilah bahwa ayat-ayat tersebut sungguh ditujukan Tuhan kepada kita.

Dalam lectio, membaca berarti juga “mendengarkan” (bdk. Luk 8:18). Kita membaca bukan hanya dengan mulut dan akal, tapi dengan cara demikian kita hendak mendengarkan suara Tuhan. Maka hindari untuk “menemukan” ayat atau kata-kata yang paling “menyentuh” atau paling “berkesan.” Hal itu kadang-kala tergantung situasi batin kita. Lalu bagaimana?

BKSN 2012


PENGANTAR LECTIO DIVINA


Tema Bulan Kitab Suci Nasional 2012 (BKSN) kali ini adalah “Menyaksikan Mukjizat Tuhan.” Tema ini merupakan kelanjutan dari tema BKSN tahun lalu “Mendengarkan Tuhan Bercerita.” Maka bila tahun lalu kita diajak untuk “mendengarkan” Tuhan bercerita lewat berbagai perumpamaan, kali ini kita diajak untuk menjadi saksi mata dengan “menyaksikan” mukjizat yang Tuhan lakukan. Dua hal, yakni perumpamaan dan mukjizat, merupakan bagian terbesar dalam karya Yesus di dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah. Itulah “sabda” dan “tindakan” Yesus untuk membawa kembali manusia hidup dalam kasih Allah.