PERISTIWA GEMBIRA
1. Maria menerima
kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1: 28b,30b-31)
“Salam,
hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau … Jangan takut, hai Maria,
sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau
menamai Dia Yesus.”
Renungan:
“Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai
engkau.” Sebuah salam yang tidak umum disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada
Maria. Dengan salam ini, Maria, seorang manusia biasa dan hanyalah wanita biasa
yang tak diperhitungkan menerima karunia yang luar biasa. Ia telah dipilih
Allah dalam tugas mahakarya bagi dunia. “Sesungguhnya engkau akan mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai-Nya Yesus, anak yang
akan disebut kudus, Anak Allah.
Apakah saya juga siap menerima tugas mengemban amanat
malaikat dalam hidup keseharianku sebagai orangtua asuh Yesus, yaitu melahirkan
Yesus dalam masyarakat sekitarku; Pembawa terang, kerukunan dan damai?
Santa Maria, Bunda Allah, kami bersyukur karena Allah
telah membebaskan engkau
dari noda dosa sejak engkau dikandung. Ia berkenan memperha-tikan
kerendahanmu, dan mengangkat engkau menjadi Ibu Sang Juru Selamat.
Kami bersyukur pula karena engkau telah menjadi teladan
orang beriman. Dalam menanggapi panggilan Allah, engkau menyerahkan diri
segenap hati dengan berkata, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut
perka-taanmu.” Amin.
2. Maria
mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk1: 42-43).
“Diberkatilah
engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku
ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika
salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak
kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan
kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Renungan:
Dua wanita sederhana, Maria dan Elisabet, hanyalah ibu
rumah tangga yang beriman. Namun keduanya diberkati dan ditinggikan Tuhan. Kini
mereka saling berbagi dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Maria calon Ibu anak
kudus, Anak Allah, dan Elisabet ibu Yohanes pembaptis yang membukakan jalan
pertobatan bagi Yesus, bertemu dalam kebahagiaan karena Allah bersama mereka.
Bahkan anak dalam rahim mereka juga telah merasakan rahmat Tuhan yang
dianugerahkan kepada mereka, “Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada
telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.“
Apakah aku juga menyadari dan merasakan betapa besar
rahmat panggilan yang kita terima dari Allah karena baptisan kita dan karena
kita murid-murid Kristus?
Ya Bunda, kami, para putramu, sangat mencintai engkau dan
ingin meng-ikuti
teladanmu. Mohonkanlah kami rahmat Allah, agar kami selalu berusaha melakukan
kehendak Allah. Bunda yang penuh kasih sayang, sudilah engkau selalu melindungi
kami agar kami semua menjadi anak-anak yang patuh kepadamu dan saling mengasihi
dengan tulus hati. Amin.
3.
Yesus
dilahirkan di Bethlehem(Luk 2:7)
Maria
melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat
bagi mereka di rumah penginapan.
Renungan:
Sama seperti saat Maria menerima Kabar Malaikat, kelahiran
Yesus berlangsung dalam dunia yang sunyi, jauh dari kebisingan kota,
gemer-lapnya lampu, gelimang harta dan kemewahan serta berita luas dalam aneka
media. Hanya kepada gembala, ‘orang yang terpinggirkan’, kepada para ‘bijak
dari timur’ warta kelahiran diberitakan oleh malaikat. Apakah
keseharian hidupku mampu melahirkan berita besar bagi orang lain dan membuahkan
sukacita, keda-maian, kerukunan?
Bunda Maria, engkau berperan besar dalam kelahiran Yesus,
Juru Selamat kami, anugerah Allah yang mahaluhur. Kiranya kami semakin
menyadari bahwa kelahiran puteramu adalah berkat kemurahan dan anugerah kasih
Allah yang akan membebaskan kami dari kuasa dosa. Terpujilah engkau, ya Bunda,
dampingilah kami putera-puterimu. Amin.
4. Yesus
dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:34-35).
Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membang-kitkan banyak orang di Israel dan
untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri.”
Renungan:
Kabar Sukacita, ‘Injil’ Yesus membukakan terang, jalan,
kebenaran bagi orang yang berkehendak baik, dan menjadikan bahan perbantahan
bagi orang yang mencari kebenaran, kemegahan, dan keuntungan diri sendiri. Keda-tangan
Yesus memberikan kebebasan, keselamatan kedamaian, kebenaran bagi mereka yang
mendambakannya dengan hati tulus, terbuka dan jujur, meski jalan yang harus
dilalui penuh ancaman, kelaliman, kedengkian, bagai pedang menembus hati dan
nurani manusia.
Apakah aku juga siap bersama Bunda Maria, Bapa Yusuf
melakoni /menjalankannya?
Bunda yang penuh kasih sayang, sudilah engkau selalu
melindungi kami agar kami semua menjadi anak-anak yang patuh kepadamu dan
saling menga-sihi dengan tulus hati. Doakanlah kami kepada putramu agar hidup
kami dapat kami persembahkan kepada-Nya membawa keselamatan dan
berkat bagi sesama. Amin.
5.
Yesus
diketemukan dalam Bait Allah(Luk 2: 49-50).
“Mengapa
kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dika-takan-Nya kepada mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Renungan:
Apa yang kita cari dalam hidup ini?
Maria dan Yusup mencari anaknya, Yesus yang tertinggal
tidak pulang bersama mereka dan menemukan-Nya di Bait Allah. Bait Allah merupakan rumah
tinggal secara iman bagi mereka, dalam menemukan aneka hal yang tidak mampu
mereka atasi. Tetapi bagi Yesus Bait Allah adalah ‘rumah’ Bapa bagi-Nya.
Bagaimanakah saya menjalani hidup ini sehingga menjadi
penunjuk jalan bagi orang yang berkehendak baik yang ingin menemukan Yesus?
Bunda Maria yang berbelas kasih, bunda penolong,
dengarkanlah permo-honan kami
anak Hawa yang terbuang, yang datang kepadamu dalam keluh kesah dan duka ini.
Kiranya pancaran kasihmu membukakan hidup Yesus, buah rahimmu yang terpuji,
penghiburan, dan pengharapan bagi kami kini dan sepanjang masa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.