SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Kamis, 24 Maret 2016

VIGILI PASKAH





VIGILI PASKAH (MALAM PASKAH)
Tirakatan Kebangkitan Tuhan
  
1. Makna
Malam Paskah adalah malam suci kebangkitan Tuhan, yang merupakan puncak perayaan Trihari Paskah. Bagi Gereja malam ini adalah malam vigili (berjaga) bagi Tuhan (Kel 12:42). Seturut nasihat Injil (Luk 12:35-37) umat beriman dengan membawa lilin bernyala bersikap seperti orang-orang yang menantikan Tuhan bila Ia datang lagi. Pada waktu Ia tiba dan mendapati mereka sedang berjaga, Ia akan mengundang mereka duduk bersama pada meja perjamuan-Nya. Gereja berjaga (tirakatan) untuk menantikan kebangkitan Kristus dan merayakannya dalam ibadat suci.
Pada Malam Paskah ini Gereja juga membaptis para katekumen. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa dengan dibaptis mereka (katekumen) ikut serta dalam misteri Paskah, yakni wafat dan bangkit bersama Kristus. Ada kesamaan antara baptis dan paskah: Kristus wafat, dimakamkan, lalu bangkit; para baptisan baru pun mati dari dosa-dosanya, dimakamkan (dengan simbol air baptis) dan bangkit (menjadi manusia baru) sebagai anak-anak Allah. Gereja juga mengajak kaum beriman untuk membaharui janji baptisnya. Dosa dan kelalaian kita karena ingkar akan janji baptis, pada perayaan Malam Paskah ini disegarkan kembali dengan janji baptis. Kitapun diajak untuk menjadi manusia baru, anak-anak Allah.
Malam ini Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tuguran, tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah “bunda / induk dari segala malam tirakat (vigili)”. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperi-ngatinya setiap tahun.

2. Ketentuan liturgis
  • Perayaan berlangsung pada malam hari. Tidak boleh sebelum matahari terbenam dan harus selesai sebelum fajar Hari Minggu.
  • Warna liturgi: putih atau kuning emas.
  • Tata cara perayaan liturgis Malam Paskah tidak boleh diubah oleh siapa pun atas inisiatif sendiri.
  • Nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan jangan diganti dengan lagu-lagu lain, apalagi lagu yang tidak berkaitan dengan Bacaan sebelumnya.

3. Susunan liturgi:
  • Ritus Cahaya (Lucernarium): Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Pemberkatan Api Baru, Pemberkatan Lilin Paskah, Perarakan Lilin Paskah, Madah Pujian Paskah (Exultet).
  • Liturgi Sabda: Disediakah 9 bacaan yaitu 7 dari Perjanjian Lama dan 2 dari Perjanjian Baru (Epistola dan Injil). Bacaan dari Perjanjian Lama boleh dikurangi sampai tiga saja, bahkan dua namun urutannya tidak boleh diubah. Setelah tiap bacaan disediakan mazmur tanggapannya dan doa renungan.
  • Liturgi Baptis: Litani Orang Kudus, Pemberkatan Air Baptis, Pembaruan Janji Baptis (Penolakan Setan dan Pengakuan Iman), Perecikan (jika tidak ada calon baptis maka jemaat direciki dengan air baptis tadi), dan Ritus Pembaptisan.
  • Liturgi Ekaristi
  • Ritus Penutup

4. Bacaan:
  • Bacaan I : Kej 1:1-2:2,  Kisah penciptaan.
  • Bacaan II : Kej 22:1-18, korban Abraham.
  • Bacaan III : Kel 14:15-15:1, Penyeberangan Laut Merah.
  • Bacaan IV : Yes 54:5-14, Yerusalem baru.
  • Bacaan V : Yes 55:1-1, Perjanjian abadi.
  • Bacaan VI : Bar 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
  • Bacaan VII : Yeh 36:16-17a,18-28, Hati yang baru.
  • Epistola / Surat Paulus: Rm 6:3-11, Kristus telah bangkit dan akan hidup abadi.
  • Injil : Kristus bangkit. Tahun A: Mat 28:1-10; B: Mrk 16:1-8; C: Luk 24:1-12

5. Unsur khas:
  • Sebaiknya disediakan lilin untuk semua umat (atau umat membawa sendiri-sendiri).
  • Pemberkatan api baru dan Lilin Paskah dapat dilakukan di luar atau di dalam gedung gereja. Sebaiknya terpisah dari gedung gereja. Sementara, suasana sekitar adalah gelap, demikian juga di dalam gedung gereja. Sebelum dinyalakan Lilin Paskah diberkati oleh Imam Selebran. Setelah dinyalakan Lilin Paskah diarak menuju panti imam. Lilin-lilin para putera altar, petugas liturgi, dan seluruh umat dinyalakan dari api Lilin Paskah. Lilin Paskah yang memimpin perarakan itu melambangkan tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di waktu malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu.
  • Madah Pujian Paskah (Exultet) dinyanyikan oleh diakon, Imam, atau jika mereka tidak bisa menyanyi boleh diganti oleh seorang awam yang bisa menyanyi dengan baik dan indah. Madah ini mau mengungkapkan seluruh Misteri Paskah dalam sejarah keselamatan.
  •  Jumlah semua bacaan yang harus dibacakan adalah 9. Namun jika ada alasan pastoral, tidaklah harus semuanya dibacakan. Minimal 3 (tiga) bacaan dari Perjanjian Lama (tak boleh dihilangkan: dari Kitab Taurat, Para Nabi, dan Keluaran 14) dan 2 (dua) bacaan dari KS Perjanjian Baru (Epistola dan Injil). Bacaan-bacaan itu melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan. Misteri Paskah Kristus dipaparkan mulai dari Musa, para Nabi, hingga Kristus sendiri dan kesaksian para rasul-Nya. Diharapkan dengan mendengarkan, jemaat dapat merenungkan semua itu dan ikut menanggapinya lewat nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan, saat-saat hening dan doa-doa Imam.
  • Madah Kemuliaan dan Doa Pembuka diadakan setelah Bacaan-bacaan dari KS Perjanjian Lama. Lonceng-lonceng gereja boleh dinyanyikan selama Madah Kemuliaan, asal tidak mengganggu keindahan nyanyian itu sendiri (tergantung kebiasaan setempat).
  • Alleluia Agung dinyanyikan 3 (tiga) kali oleh Imam. Biasanya setiap Alleluia mendapat nada berbeda dan menaik. Setiap kali umat mengikutinya.
  • Pemberkatan Air Baptis dapat dilakukan Imam Selebran dengan cara mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu, atau hanya dengan menyentuh air dengan tangan kanan, masing-masing diiiring doa.
  • Pada waktu Pembaruan Janji Baptis, jemaat kembali menyalakan lilin-lilin mereka dari api Lilin Paskah. Lilin-lilin itu dimatikan lagi setelah Perecikan, atau setelah Pengakuan Iman, jika ada yang akan dibaptis pada malam itu.
  • Pembaptisan dapat dilakukan di depan altar atau di tempat bejana baptis. Para calon baptis didampingi wali baptisnya. Wali baptislah yang akan mengenakan pakaian/kain putih dan lilin baptis kepada baptisan baru yang diberikan oleh Imam.
  • Perayaan Sakramen Krisma idealnya langsung diberikan untuk baptisan dewasa. Kalau demikian, maka si baptisan-baru akan mengalami Sakramen Inisiasi yang lengkap, karena setelah ini akan untuk pertama kalinya mengambil bagian secara penuh dalam Liturgi Ekaristi sebagai anggota Gereja yang baru.
  • Berkat meriah dengan “Alleluia” panjang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.