SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Sabtu, 14 Juli 2012

Katolisitas :


Bolehkah Menerima Komuni di Gereja Protestan?

Mungkin diantara kita pernah mengikuti ibadat / kebaktian di suatu Gereja Protestan. Dan di sana (tidak semua Gereja sama) diadakan perayaan yang mirip dengan ekaristi kita (Katolik). Roti dan anggur, dengan bentuk dan cara yang berbeda, dibagikan kepada jemaat yang hadir. Sebagai umat Katolik, bolehkan kita menerimanya? Apakah roti dan anggur itu sama seperti dalam iman Katolik, sungguh Tubuh dan Darah Kristus? Sebaliknya, ketika umat Protestan mengikuti Ekaristi di Gereja Katolik, bolehkan mereka menerima Komuni Kudus?

Pertama, jika menghadiri perjamuan kudus Gereja Kristen, sebaiknya umat Katolik tidak menerima roti dan anggur dari perjamuan kudus itu. Secara umum, dalam hal ekaristi / perjamuan kudus, ajaran mereka sangat berbeda dengan iman Katolik. Mereka mengajarkan bahwa perjamuan kudus merupakan pengenangan akan perjamuan yang dilakukan oleh Yesus dahulu. Nah, iman Katolik mengajarkan bahwa ekaristi bukan sekedar pengenangan saja namun sungguh suatu perayaan yang menghadirkan Kristus dan Kristus sendiri hadir nyata di dalamnya. Maka roti dan anggur yang kita terima dalam ekaristi bukan sekedar simbol Tubuh dan Darah Kristus. Roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus melalui pengucapan kata-kata konsekrasi yang dilakukan oleh imam yang mempunyai kuasa tahbisan (potestas ordinis) untuk melakukan konsekrasi roti dan anggur. Jadi yang kita sambut sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus.
Iman Katolik juga mengajarkan bahwa hanya imam, karena tahbisan kudus, yang boleh memimpin ekaristi. Kuasa tahbisan ini diwariskan turun temurun melalui upacara Sakramen Tahbisan dalam Gereja. Dalam Gereja non Katolik, sangat mungkin bahwa pendeta yang bertugas itu tidak mempunyai kuasa tahbisan. Maka, roti dan anggur yang mereka persembahkan dalam perjamuan kudus itu, bukanlah Tubuh dan Darah Kristus menurut kepercayaan iman Katolik. Ikut serta menerima roti dan anggur dalam perjamuan kudus Kristen bisa mengaburkan ajaran Gereja Katolik tentang proses perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dengan kata lain, jika umat Katolik ikut serta menerima roti dan anggur pada perjamuan kudus Gereja Kristen, maka bisa muncul anggapan seolah-olah perjamuan kudus itu sudah dianggap sama dengan Perayaan Ekaristi kita, padahal tidak demikian.
Kedua, untuk bisa menerima Sakramen Ekaristi (komuni) seseorang harus sudah dibaptis dan anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis yang dimaksud tidak harus Sakramen Baptis yang dilakukan oleh dan dalam Gereja Katolik. Artinya, bisa saja seorang beragama Kristen kemudian menjadi anggota Gereja Katolik. Karena pembaptisan Kristen dari Gereja asal diakui sah oleh Gereja Katolik, maka orang itu tidak perlu dibaptis lagi, tetapi cukup mengakukan di hadapan umat Kredo Katolik. Orang ini sudah dibaptis (secara Kristen) dan menjadi anggota Gereja Katolik secara penuh, maka dia boleh menerima komuni.
Di lain pihak, jika seorang yang dibaptis secara Katolik, tetapi kemudian berpindah menjadi anggota Gereja Kristen, maka dia tidak boleh menyambut komuni sebelum secara resmi kembali ke pangkuan Gereja Katolik dengan mengaku dosa dan penerimaan kembali secara resmi. Maka, syarat untuk menerima komuni ialah sudah dibaptis dan anggota Gereja Katolik (dan sudah menerima komuni pertama). ***

7 komentar:

  1. Salam Damai,,

    Saya seorang Kristen Protestan, saya sering mengikuti perayaan Ekaristi di gereja Katholik. Pertanyaannya: saya mempercayai Kristus hadir dalam hosti (komuni) , bolehkah saya menerima komuni ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saudara anggota gereja katolik maka saudara (boleh) menerima hosti (komuni). tetapi karena saudara seorang Kristen protestan maka tidak diperkenankan menerima hosti (komuni). Kalau Saudara ingin menerima komuni kudus secara layak sebaiknya Saudara bergabung secara penuh dengan Gereja Katolik, karena perayaan Ekaristi itu hanya ada di Gereja Katolik dan bukan di gereja protestan.

      Hapus
  2. Terimakasih atas tanggapannya.
    Walaupun Saudara telah dibaptis (tidak di GK) dan mempercayai bahwa Kristus hadir dalam hosti kudus, hal itu belum cukup untuk memperbolehkan Anda sambut komuni. Ada satu halangan bagi Anda seperti tertulis pada paragraph ke-4 di atas, yakni Anda belum menjadi "anggota Gereja Katolik." Lebih lengkapnya silahkan baca link berikut: http://www.hidupkatolik.com/2013/03/08/umat-protestan-terima-komuni atau
    http://yesaya.indocell.net/id579.htm. GBU

    BalasHapus
  3. Secara teologis sudah berbeda. Katolik mengimani bahwa Hosti dan Anggur mengalami perubahan substansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri setelah dikonsekrasi oleh Imam (pelayan tertahbis yang sah) saat Doa Syukur Agung. Satu hal yang terlupakan adalah bahwa ekaristi menjadi sakramen hanya jika ada pelayan tertahbis yang sah. Dalam protestan, ketiadaan sakramen imamat (kelanjutan dari tugas yang diemban para rasul) adalah penyebab ketidaksahan ekaristi protestan (menurut teologi katolik). Jadi, orang katolik tidak menerima ekaristi dan tidak boleh menerima "ekaristi" dalam peribadatan katolik.

    BalasHapus
  4. syallom

    saya seorang Kristen Protestan, tapi di Gereja kamipun mengimani roti dan anggur telah diubahkan menjadi tubuh dan darah Kristus walaupun statusnya tetap berbeda dengan ajaran gereja katolik. sebaiknya sebelum menjudge ajaran agama orang lain, lebih baik diperdalam dan dipahami betul :)

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  5. Orang Katolik yang tahu protestanisme adalah bidaah tapi tetap dengan sengaja mengikuti kebaktiannya, maka ia berdosa.
    Berdosa karena dengan sengaja mengikuti ajaran yang salah/sesat, melawan Gereja Katolik yang Kudus.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.