SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Minggu, 11 Desember 2011

RENUNGAN, HM Adven III

Berani Bersaksi

Menjadi saksi yang jujur dan tulus bukanlah perkara mudah. “Jujur = hancur” itulah yang seringkali terjadi di masyarakat kita. Kejujuran kadangkala justru “berbuah” celaka. Tak heran bila kemudian “demi cari selamat” orang rela membohongi hati nuraninya serta menutupi kebenaran. Haruskah kita mengikuti hal yang demikian?

Hari ini dalam Injil kita berjumpa dengan seorang tokoh yang luar biasa, yakni Yohanes Pembaptis. Inti dari pewartaan Injil hari ini adalah kesaksian Yohanes Pembaptis akan siapa yang bakal datang itu yakni yang sudah ada di tengah-tengah umat yang tidak mereka kenal. Dialah Yesus, Sang Terang. Yohanes memberi kesaksian bahwa Terang itu akan bersinar sehingga orang menjadi percaya dan memperoleh hidup yang kekal dari Terang itu. Dalam diri Yohanes Pembaptis kita temukan pribadi yang jujur, tidak mau ambil untung / kesempatan dengan mengakui diri sebagai “sang terang” itu.

Apa makna Injil hari ini bagi kita? Pertama, kita disadarkan oleh Yohanes Pembaptis akan kehadiran Kristus, Sang Terang yang menerangi hidup kita. Tapi itulah manusia, kadangkala jauh lebih menyukai kegelapan daripada terang. Hal sederhana bisa kita lihat bahwa banyak lampu jalan yang dirusak karena orang tidak mau perbuatannya yang jahat diketahui orang banyak. Orang yang jujur dan tulus dalam tugas pelayanannya kerap disingkirkan agar kebobrokan di tempat kerja itu tetap tertutup rapat. Banyak orang yang bekerja sama dalam hal-hal yang tidak baik. Kenyamanan tinggal dalam “kegelapan” membuat banyak orang memberontak saat “terang kejujujuran” menyatakan kebenaran.

Kedua, kalau kita sungguh-sungguh mau menjadi saksi yang tulus dan jujur, pertama-tama yang dibutuhkan adalah kerendahan hati seperti Yohanes Pembaptis. Dia mengakui dirinya apa adanya. Ia tidak terpengaruh popularitas yang bisa diraihnya karena semua orang menganggap dia sebagai seorang nabi. Dia menolak semua kenikmatan duniawi demi tercapainya apa yang mau diwartakannya yakni KRISTUS, SANG TERANG. Kita pun diharapkan tidak terbuai oleh kenikmatan akan popularitas sesaat. Tugas kita seperti Yohanes Pembaptis ialah memberi kesaksian tentang KRISTUS, SANG TERANG itu; bukan wewartakan kehebatan kita sendiri. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.