(Bersuka-citalah senantiasa dalam Tuhan!
Sekali lagi kukatakan: Bersuka-citalah!)
Seruan ini berasal dari Flp 4:4-5, dan diambil sebagai “Antifon Pembuka” pada perayaan ekaristi hari ini. Dari kata pertama seruan tadi maka hari Minggu Adven III ini disebut juga sebagai Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita.
Mengapa disebut Minggu Sukacita sedangkan kita masih di masa Adven dan Natal masih lama? Masa Adven kita tahu sebagai masa penantian akan kedatangan Kristus. Dalam “menanti” itu unsur penting adalah “pengharapan.” Maka kedatangan Kristus itu bukan kita nantikan dalam suasana takut, cemas atau sedih. Justru kita menantikannya dalam suasana sukacita dan penuh pengharapan, karena yang akan datang adalah Kristus, Mesias.
Kita patut bersukacita pada HM Adven III ini karena yang kita nantikan tak akan lama lagi datang. Namun kita juga ingat bahwa saat ini waktunya belum tiba, masih satu hari Minggu Adven lagi yang harus kita lewati. Maka sukacita kita adalah sukacita dalam pengharapan. Bukan sukacita dalam kegembiraan karena Mesias sudah datang.
Hal itu secara simbolis ditunjukan dengan warna liturgi hari ini, yakni warna merah muda (pink, rose, jingga). Warna tersebut merupakan perpaduan antara warna putih dan ungu; simbol perpaduan sukacita dan pengharapan. Warna ini hanya dipakai dalam perayaan hari Minggu ini saja (juga pada Minggu Prapaskah IV = Minggu Laetere) sedangkan besok (hari Senin) hingga 24 Desember nanti warna liturgi tetap warna ungu. Simbol warna tersebut bisa kita lihat pada lilin ke-3 pada lingkaran adven atau pada stola dan kasula yang dipakai imam. Namun karena tidak semua paroki memiliki stola dan kasula merah muda, tetap diperbolehkan memakai yang berwarna ungu. (PUMR 346/f) ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.