SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Kamis, 16 Mei 2013

ADORASI-1

<!--[if gte mso 9]> User Normal User 1 8 2013-05-17T02:57:00Z 2013-05-17T03:05:00Z 4 1205 6875 57 16 8064 12.00 <![endif]
EKARISTI JUMAT PERTAMA



“Lihatlah Hati itu yang telah mengasihi umat manusia
dan memberikan segala-galanya kepada mereka,
bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya,
tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia,
bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih,
dan penghinaan kepada Sakramen Kasih.”

Di berbagai paroki perayaan Ekaristi Jumat Pertama (di awal bulan) biasanya jauh lebih meriah dan lebih banyak umat yang hadir daripada ekaristi pada hari Jumat lainnya; apalagi dibandingkan dengan misa harian. Bahkan di sekolah-sekolah Katolik Misa Jumat Pertama sudah suatu hal yang “sepertinya” wajib! Mengapa Hari Jumat Pertama (dan ekaristi pada hari itu) begitu istimewa?


Awal mulanya....
“Tradisi” Ekaristi Jumat Pertama tak terpisahkan dengan Devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus. Devosi kepada Hati Kudus Yesus memang sudah sangat tua, karena dalam pengertian Alkitab, hati itu sumber dan pusat kehidupan manusia. Boleh dikatakan hati itu hampir sama dengan seluruh pribadi manusia. Maka dari itu, meng-hormati Hati Kudus Yesus berarti menghormati seluruh pribadi Yesus, khususnya pusat pribadi-Nya yang Mahakudus, yang memancarkan kasih dan kerahiman-Nya. Namun praktek devosi ini dalam arti liturgis dalam Gereja baru muncul sejak abad XI-XII, pada masa St. Anselmus dan St. Bernardus. Devosi ini juga telah dianjurkan oleh banyak orang kudus di abad pertengahan, seperti St. Albertus Agung, St. Katarina dari Siena, St. Fransiskus dari Sales; juga biarawan Ordo Benediktin, Dominikan dan Carthusian. Pada abad XIII-XVI devosi ini menurun.
Pada akhir abad XVI devosi ini mulai hidup lagi. Yohanes dari Avila (1569), adalah salah satu di antaranya. Lalu, pada abad XVII mulai menjamur pelbagai praktek devosi kepada Hati Kudus Yesus dari pelbagai tokoh spiritual, seperti St. Fransiskus Borgia, St. Aloysius Gonzaga dan Beato Petrus Kanisius. Namun semuanya itu hanyalah devosi yang lebih bersifat pribadi. Kemudian Beato Yohanes Eudes (1602-1680) yang membuat devosi ini menjadi devosi umat, yang dirayakan dalam peribadatan. Ia bahkan menetapkan pesta liturgi khusus untuk devosi kepada Hati Kudus Yesus ini. 

St. Maria Margaretha Alacoque
Orang kudus yang paling sering dihubungkan dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St. Maria Margaretha Alacoque (1647-1690), dari Perancis. Ia memperoleh wahyu pribadi Tuhan Yesus yang menghendaki perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan praktek memper-sembahkan silih terhadap dosa-dosa yang dilakukan terhadap Sakramen Mahakudus, pada setiap hari Jumat pertama dalam setiap bulan.
Dalam beberapa penampakan Yesus kepada St. Maria Marga-retha,  Yesus mengungkapkan rupa-rupa misteri rohani dan permintaan untuk penghormatan khusus kepada Allah. Pada penam-pakan ketiga, tahun 1674, Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan dengan kelima luka penderi-taannya yang bersinar bagaikan mentari, dan dari Hati Kudus Yesus tampaklah Hati Kudus Yesus yang mencinta. Yesus mengungkapkan, bahwa banyak orang tak menghormati dan menyangkal-Nya. Oleh karena itu, Yesus sebagai silih dan pepulih / pendamaian atas dosa-dosa manusia, Yesus meminta lewat Maria Margareta untuk menghormatinya secara khusus.
Dalam penampakkan itu, secara khusus Yesus meminta untuk menerima Sakramen Mahakudus sesering mungkin. Secara khusus, Yesus meminta untuk menerima Komuni Kudus pada Hari Jumat Pertama setiap bulan, dan pada setiap Kamis Malam, Yesus memba-gikan penderitaan yang dirasakan-Nya di Taman Getsemani. Hari Jumat Pertama itulah yang dirayakan oleh segenap umat sampai sekarang ini. Dan Hari Kamis malam itulah yang masih dirayakan sampai sekarang ini di biara-biara dan oleh segelintir umat dengan perayaan devosional yang disebut “Hora Sancta” atau “Jam Suci’.
Kita tidak mengetahui, mengapa Yesus dengan jelas meminta untuk menerima Komuni Kudus pada hari Jumat Pertama. Jika dika-itkan dengan Hari Kamis malam sebagai kenangan akan derita Yesus di Taman Getsemani itu, sudah pasti bahwa Hari Jumat yang dimak-sudkan Yesus itu adalah hari wafat-Nya di kayu salib. Mengapa harus hari Jumat Pertama dan bukan setiap hari Jumat? Kita juga tidak me-nemukan alasannya. Mungkin hari Jumat bulan baru menunjuk pada permulaan yang baik untuk kehidupan Kristen sepanjang bulan itu.
Setelah penampakan Yesus pada St. Maria Margaretha Ala-coque, devosi kepada Hati Kudus Yesus berkembang pesat. Pada tahun 1856, Paus Pius IX mengeluarkan surat ensiklik Miserentis-simus Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus Yesus dan menetapkan Pesta Hati Kudus Yesus pada Hari Jumat sesudah Pesta Tubuh dan Darah Kristus. Hal ini sesuai dengan permintaan Yesus pada Maria Margareta Alacoque pada penampakan keempat, tahun 1675.
Jadi melalui penampakan Yesus kepada St. Maria Margareta Alacoque kita warisi tiga hal berikut: (1) Ekaristi / sambut komuni pada Jumat Pertama; (2) Hora Sancta / Jam Suci, hari Kamis menjelang Jumat Pertama; dan, (3) Pesta Hati Kudus Yesus, pada Hari Jumat setelah Pesta Tubuh dan Darah Kristus.

Jumat Pertama: Kita harus bagaimana?
         Adalah menjadi kerinduan Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St. Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan adorasi kepada Hati Kudus Yesus. Untuk mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam sebelumnya kita membaca tentang devosi ini, atau (merenungkan) Jalan Salib/Kisah sengsara Tuhan Yesus dan untuk mengunjungi Sakramen Mahakudus. Ini adalah semacam Hora Sancta sederhana yang bisa kita lakukan secara pribadi.
         Lalu, pada hari Jumat Pertama, begitu bangun tidur, kita memper-sembahkan diri kita dan memusatkan seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar Hati Kudus-Nya dapat dihor-mati dan dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita rasa duka cita atas begitu banyaknya penghinaan/ perlawanan yang ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam Sakramen Maha-kudus, dan kemudian mengikuti Misa Kudus. Tidaklah sulit untuk mela-kukan hal ini jika kita memiliki sedikit saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi suam-suam kuku, mari mengingat kembali begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk memberikan hati kita kepada Kristus. Setelah itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan menerima Dia di dalam Komuni kudus. Komuni pada hari itu dipersembahkan untuk mem-buat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang diteri-ma Kristus dalam Sakramen Maha Kudus, dan semangat kasih yang sama harus menghidupkan segala tindakan kita sepanjang hari.
         Di berbagai tempat setelah Ekaristi Jumat Pertama biasanya dilanjutkan dengan Adorasi Sakramen Mahakudus. Namun ada pula yang mengadakan adorasi tersendiri, tidak langsung setelah misa. Adorasi Sakramen Mahakudus ini bagaikan perpanjangan dari ekaristi yang kita ikuti. Dalam Sakramen Mahakudus yang ditahtakan kita hadir, bertatap muka, sujud menyembah dan menyerahkan diri seutuhnya di hadapan Yesus.
         Meskipun devosi ini diadakan sekali sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun latihan-latihan rohani ini tidak terbatas hanya sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak dihormati setiap saat. Dengan demikian mereka yang terhalang untuk merayakan devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat pertama, dapat melakukannya pada hari-hari lainnya pada bulan itu.

Akhirnya....
         Adalah hal yang baik, bahwa umat meneruskan devosi kepada Hati Kudus Yesus pada hari Jumat Pertama setiap bulan. Seperti janji Yesus sendiri, anugerah khusus dan istimewa akan diberikan pada mereka yang menerima komuni pada 9 hari Jumat Pertama berturut-turut, yakni bahwa sebelum meninggal orang itu tak akan mati dalam dosa. Rajinnya orang mengikuti Misa Jumat pertama timbul terutama karena janji Yesus ini. Yesus juga menjanjikan bagi mereka yang rajin menghormati Hati Kudus-Nya: damai dalam rumah tangga, kekuatan bagi yang lemah, penghiburan dalam dukacita.

Yesus yang lembut dan murah hari,
jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.
-->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.