SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Jumat, 24 Mei 2013

GEMPAR 26 MEI 2013

<!--[if gte mso 9]> Eepc-intel Normal User 2 29 2013-05-25T03:14:00Z 2013-05-25T03:14:00Z 6 1789 10201 85 23 11967 12.00 <![endif]

Renungan          




TRITUNGGAL MAHA KUDUS ?

Pada hari minggu ini kita merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus. Permenungan kali ini mengungkapkan kesatuan daya-daya ilahi yang menyertai para murid, secara khusus anugerah Roh Kebenaran yang akan datang membimbing para murid ke dalam kebenaran.
Roh Kebenaran  yang dimaksud oleh Yesus adalah daya-daya ilahi yang membawa manusia untuk mengalami Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara yang pribadi dalam hidup harian. Roh Kebenaran itu akan membuat para murid mengerti siapakah Yesus yang telah mereka ikuti itu. Roh ini membuat orang menemukan Tuhan Yang Mahakuasa di tengah-tengah manusia. Dia itu ujud nyata bagaimana Yang Mahakuasa memperhatikan manusia. Yang tak terjangkau dan yang menggentarkan itu kini tampil sebagai yang dapat dikenali sehingga orang dapat dekat dengan-Nya.

Sebagai manusia kita sadar bahwa pengertian tentang Yang Ilahi di sini akan tetap sulit dipahami walaupun sebenarnya setiap orang takkan meragukan bahwa Yang Ilahi itu tetap ada. Dan memang dalam ilmu teologi juga sering disebut-sebut sebagai Tuhan yang tersembunyi (kasat mata), keberadaannya tidak tersangkal, bahkan dapat pula disimpulkan sebagai kekuatan yang dahsyat ada di jagat ini. Meski terasa dekat tetapi tetap jauh.
Namun kita masih bersyukur memiliki Yesus Tuhan kita. Dia yang tersembunyi ini dialami oleh Yesus sebagai Bapa. Dan memang seluruh kehidupan Yesus ditujukan untuk memperkenalkan Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Bapa kepada manusia. Yang tadinya jauh itu dialaminya sebagai yang dekat, yang dapat dikenali, bahkan yang dapat dipanggil dengan sebutan yang akrab “Bapa”. Di sinilah kekhasan Injil Yohanes. Yesus menegaskan tak ada orang yang pernah melihat Bapa. Hanya sang Putra sajalah yang melihatnya. Maka siapa saja yang melihat Putra akan melihat Bapa sendiri. Dan dalam kabar Injili, Putra itu ialah Yesus yang lahir di Nazaret, menyembuhkan banyak orang, mengajar mereka mengenai mengenai Bapanya, menderita, wafat dan bangkit dari kematian. Dan siapa saja yang menerima ini semua akan mengenali siapa Dia (Allah) yang telah membangkitkan-Nya. Dalam hubungan inilah Yang Ilahi tidak lagi melulu dialami sebagai yang tersembunyi melainkan yang telah terwahyukan dalam seluruh kehidupan Yesus tadi bersama dengan manusia. ***( fr )

Ruang Katekese       


DOGMA TENTANG MARIA

Dogma adalah suatu pengajaran dari Gereja yang secara implisit maupun eksplisit dinyatakan oleh Kitab Suci atau Tradisi Suci, yang dipercaya oleh umat beriman karena pemakluman agung atau dinyatakan oleh wewenang mengajar Gereja. Agar sebuah pengajaran menjadi sebuah dogma, ajaran iman itu harus secara formal pernah dinyatakan dan diajarkan oleh Gereja. Dari definisi ini tampaklah tiga pilar (pedoman) ajaran iman Gereja Katolik, yakni Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium (kuasa mengajar). Maka dogma “tidak harus” secara tersurat (eksplisit) ada dalam Kitab Suci, namun kadang ajaran itu tersembunyi / tersirat dan Gereja mewarisi kebenaran ajaran iman itu sepanjang sejarah dan kemudian dinyatakan dengan tegas oleh magisterium Gereja dalam suatu waktu. Sebagai suatu ajaran resmi, final dan pasti kebenarannya, dogma Gereja mengikat setiap umat / anggota Gereja. Mene-rima kebenaran dogma itu akan membawa kita pada kesela-matan. (Daftar seluruh dogma Gereja lihat: http://katolisitas. org/ 2224/dogma-impikasinya-dan-daftar-dogma).
Berkaitan dengan Bunda Maria, Gereja sepanjang seja-rahnya 2000 tahun lebih ini, mengajarkan / menyatakan 4 dogma. Keempat dogma itu menyatakan hubungan pribadi Maria dengan Allah dan perannya dalam keselamatan manusia.

1. Dogma MARIA BUNDA ALLAH (Theotokos / Mater Dei)
Doktrin Maria sebagai Bunda Allah/ “Theotokos” dinyatakan Gereja melalui Konsili di Efesus (431) dan Konsili keempat di Chalcedon (451). Pengajaran ini diresmikan pada kedua Konsili tersebut, namun bukan berarti bahwa sebelum tahun 431, Bunda Maria belum disebut sebagai Bunda Allah, dan Gereja ‘baru’ menobatkan Maria sebagai Bunda Allah pada tahun 431. Kepercayaan Gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan “Theotokos” tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius. Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus, tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan, sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia.

2. Dogma MARIA TETAP PERAWAN
Dalam Credo dinyatakan “.....(Yesus Kristus) yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria....” Sekilas memahami bahwa Yesus dilahirkan oleh Perawan Maria lebih mudah daripada memahami bagaimana keperawan Maria setelah ia melahirkan Yesus.
St. Agustinus dan St. Ambrosius, mengajarkan kepera-wanan Maria sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan Yesus Kristus, sehingga Maria adalah perawan selamanya. Dengan kuasa Roh Kudus yang sama, Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Bunda Maria, seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Dia dapat datang ke dalam ruang tempat para murid-Nya berdoa, tanpa merusak semua pintu yang terkunci (Lih. Yoh 20:26). Roh Kudus yang  membangkitkan Yesus dari mati adalah Roh Kudus yang sama yang membentuk Yesus dalam rahim Bunda Maria. Maka kelahiran Yesus dan kebangkitan-Nya merupakan peristiwa yang ajaib: kelahirannya tidak merusak keperawanan Maria, seperti kebangkitan-Nya tidak merusak pintu yang terkunci.
Sementara itu Konsili Konstantinopel II (553) menyebutkan Bunda Maria sebagai, “kudus, mulia, dan tetap-Perawan Maria”. Konsili ini merangkum ajaran-ajaran penting berkaitan dengan bahwa Yesus, adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Termasuk dalam ajaran ini adalah tentang keperawanan Maria.
Dogma keperawanan Maria, sebelum, pada saat dan sesudah kelahiran Yesus dinyatakan secara defintif oleh Paus St. Martin I di Sinode Lateran tahun 649, yang berbunyi, “Maria yang tetap perawan dan tak bernoda yang terberkati, mengandung tanpa benih manusia, oleh Roh Kudus, dan tanpa kehilangan keutuhan melahirkan Dia dan sesudahnya tetap perawan (keperawanannya tidak ‘rusak’). Maka, seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia pun lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya, yaitu Bunda Maria.

3. Dogma MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA (Immanculata)
“Buah jatuh takkan jauh dari pohonnya.” Nah, mungkinkah Yesus, Allah Putra, yang sudah pasti tanpa dosa, dilahirkan oleh Maria, manusia biasa yang berdosa? Kalau yang dilahirkan itu tanpa dosa maka yang melahirkan juga “harus” tanpa dosa.
Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda dinyatakan pada tanggal 8 Des. 1854, oleh Paus Pius IX. Mengapa baru pada abad ke-18? Apakah ini ajaran yang sama sekali baru dan sebelumnya Gereja tidak mengakui bahwa Maria Tanpa Noda? Gereja Katolik tidak pernah mengubah, menghapus, atau menambah(-nambah) pengajaran imannya, namun hanya menjaga dan mempertahankannya. Dogma Perawan Maria dikandung tanpa noda ini telah dirintis oleh Paus Sixtus IV (abad ke-15) hingga ke jaman Paus Pius IX (abad ke-19), tetapi sesungguhnya pengajaran tersebut sudah merupakan hal yang diyakini oleh Gereja sejak abad awal, seperti dinyatakan oleh Santo Ephraem (abad ke-4) dan Santo Agustinus (abad ke-5) dengan dasar pemikiran dari Santo Ireneus (abad ke-2).
Suatu keajaiban muncul empat tahun setelah penyataan dogma ini, yakni “pengakuan” Bunda Maria sendiri akan siapa dirinya. Dalam penampakan di Lourdes, Perancis, Bunda Maria menyatakan kepada St. Bernadette bahwa ia adalah “Perawan yang dikandung tanpa noda dosa.

4. Dogma MARIA DIANGKAT KE SURGA
 “…. dengan otoritas dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari Rasul Petrus dan Paulus yang Terberkati, dan oleh otoritas kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan mendefinisi-kannya sebagai sebuah dogma yang diwahyukan Allah: bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, DIANGKAT tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.Demikian kutipan pernyataan Paus Pius XII, 1 Nov. 1950, ketika menyatakan  dogma ke-4 tentang Bunda Maria ini.
Perhatikanlah bahwa dalam dogma itu dikatakan Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan ‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan karena kekuatannya sendiri melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga oleh kekuatan-Nya sendiri. Bagi orang kita peristiwa Bunda Maria diangkat ke surga adalah peringatan akan pengharapan kita akan kebangkitan badan di akhir zaman, di mana kita sebagai orang beriman, jika hidup setia dan taat kepada Allah sampai akhir, maka kitapun akan mengalami apa yang dijanjikan Tuhan itu: bahwa kita akan diangkat ke surga, tubuh dan jiwa untuk nanti bersatu dengan Dia dalam kemuliaan surgawi.
Maka, Dogma Maria diangkat ke surga, bukan semata-mata doktrin untuk menghormati Maria, tetapi doktrin itu mau menunjukkan bahwa Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang diangkat ke surga. Jika kita hidup setia melakukan perintah Allah dan bersatu dengan Kristus, seperti Bunda Maria, kitapun pada saat akhir jaman nanti akan diangkat ke surga, jiwa dan badan, seperti dia. **** (rom’s)

Orang Kudus Minggu Ini            


St. Jeanne Delanoue

St. Jeanne Delanoe (Yohana dari Salib) lahir tahun 1666 di Perancis. Ia merupakan bungsu dari 12 bersaudara. Ayahnya meninggal ketika Jeanne masih muda, tak lama berselang, sang ibu menyusul. Kedua orangtuanya memiliki sebuah toko dan sebelum meninggal, ibunya mewariskan tokonya kepada Jeanne.
Semula Jeanne dikenal sebagai gadis yang pelit dan hanya memikirkan bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Sikapnya berbeda sekali dengan ibunya yang dikenal sebagai orang yang murah hati terutama kepada para pengemis. Namun lama-kelamaan Jeanne tak bahagia dengan sikapnya itu. Pada usia 27 tahun, seorang imam membantunya untuk hidup sesuai dengan imannya. Akhirnya, Joan menyadari bahwa ia harus mengamalkan uangnya. Bukan menumpuknya bagi diri sendiri.
Jeanne mulai memberikan perhatian kepada keluarga-keluarga miskin dan anak-anak yatim-piatu. Seiring waktu, ia menutup tokonya agar dapat menggunakan seluruh waktunya bagi mereka. Rumahnya pun dipenuhi oleh anak-anak yatim-piatu. Ia mengajak para gadis untuk membantunya, lalu mereka membentuk Kelompok Suster-Suster St Anna dari Penyeleng-garaan Ilahi di Saumur, Perancis.
Jeanne wafat pada 17 Agt. 1736. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1982, oleh Paus Yohanes Paulus II. Kini kongregasi suster yang ia dirikan juga berkarya di keuskupan kita, yang dikenal dengan nama Kongregasi SJD (Soeurs De Jeanne Delanoue). Mereka berkarya di Curup, Muara Bungo, dan Jambi. ****


Aneka Info :            

BAPTIS BAYI
Baptisan bayi pada bulan JUNI akan diadakan pada hari Sabtu, 15 Juni 2013. Pembekalan orang tua dilaksanakan pada Hari Minggu (2 dan 9 Juni) setelah misa ke 2 di kapel. Formulir pendaftaran silahkan ambil di Sekretariat Paroki.

BULAN MARIA 2013
1.   Safari Rosario OMK, Hari Minggu ini (26 Mei) di Wilayah XII, pkl. 19.00 WIB. Mohon partisipasi seluruh OMK.
2.   Penutupan Bulan Maria, akan laksanakan pada Hari Jumat depan (31 Mei), pkl. 17.30 WIB.

IBADAT PUJIAN KEPADA KERAHIMAN ILAHI
Kerasulan Kerahiman Ilahi Paroki St. Yoseph akan mengadakan Ibadat Pujian kepada Kerahiman Ilahi dengan tema : Belas kasih, suatu cara hidup umat kristiani. Acara diadakan pada hari Kamis depan (30 Mei), pkl. 18.30 WIB di Kapel. Seluruh umat diundang untuk hadir.

LAIN LAIN
1.   OMK St. Yoseph. Dalam rangkai penggalangan dana OMK menjual poster Paus Fransiskus setelah misa. Dana akan dipakai untuk kegiatan Camping Rohani, 20-23 Juni nanti di Podomoro. Bagi OMK yang berminat ikut serta kegiatan camping ini, mohon segera mendaf-tarkan diri.
2.   Penjulan telur ayam kampung. Diadakan setiap kali setelah misa. Hasil pejualan telur ini akan disumbangkan untuk UNIO keuskupan kita, yakni untuk pembi-naan para calon imam kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.