SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Selasa, 21 Mei 2013

ORANG KUDUS


Beato Zenon Kovalky
 Pastor Zenon Kovalyk berasal dari sebuah keluarga petani miskin. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi imam. Sebelum menjadi imam, pria kelahiran Desa Ivachic Horishniy, Ukraina, 18 Agustus 1903 ini bekerja sebagai guru SD di desanya. Lalu, ia bergabung dengan Kongregasi Redemptoris. Setelah menamatkan studinya di Belgia, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1932. Misa pertamanya diadakan di desanya pada tahun yang sama. Pada perayaan ini, ia membagikan kartu kenangan tahbisan yang berisi doa, ”Ya Yesus, terimalah aku sebagai persembahan bersama Kurban Suci Tubuh dan Darah-Mu, bagi Gereja yang kudus, bagi kongregasiku, dan bagi Tanah Airku.”


Tugas pertama Pastor Zenon adalah sebagai misionaris di wilayah Volhyn. Di tempat itu, ia melayani umat yang baru saja berekonsiliasi dengan Gereja Ortodoks Ukraina. Pastor Zenon adalah seorang pengkhotbah ulung yang humoris. Ia mempunyai suara yang indah. Dengan talenta ini ia menggugah hati banyak orang untuk bertobat dan bertahan dalam imannya.

Tahun 1939 ia ditugaskan ke Ukraina. Ketika Uni Sovyet mengivasi Ukraina, Pastor Zenon dipin-dahkan ke Biara Redemp-toris di Liev. Ia tetap berkhotbah meskipun Uni Soviet telah memulai invasinya. Peran penting Pastor Zenon pada waktu itu adalah mendengarkan pengakuan dan menerimakan Sakramen Tobat bagi banyak orang, terlebih bagi mereka yang diteror oleh invasi tersebut. 

Ketika para pengkhotbah semakin berhati-hati dalam membicarakan soal invasi, Pastor Zenon malah mengutuk pengaruh buruk ateisme yang dibawa oleh rezim Soviet. Ketika dinasihati oleh seorang temannya tentang bahaya yang mungkin menimpanya, ia mengatakan, “Saya akan menerima kematian dengan senang hati jika itu memang kehendak Allah. Tetapi, saya tidak akan berkompromi dengan suara hati saya sebagai seorang pengkhotbah.”

Khotbah terakhir yang sangat mengesankan dari Pastor Zenon yang didengarkan oleh hampir sepuluh ribu umat, terjadi tanggal 28 Agustus 1940. Namun, malam hari, 21 Desember 1940, beberapa agen polisi rahasia Uni Soviet masuk ke dalam Biara Redemptoris dan menahan Pastor Zenon. Ia dituduh berkhotbah dan menghasut massa untuk menentang Pemerintah Uni Soviet. Sebelum dibawa keluar biara, Pastor Zenon masih meminta superiornya untuk memberi berkat dan absolusi kepadanya.

Selama kurang lebih 6 bulan para konfraternya tidak memperoleh informasi tentang keberadaannya. Setelah itu, mereka mendapatkan informasi bahwa Pastor Zenon dibekap dalam Penjara Brygid. Selama 6 bulan itu, ia dipindah-pindahkan ke beberapa penjara. Ia mengalami 28 kali interogasi dan siksaan hingga kehilangan banyak darah. Selama dipenjara, ia berbagi kamar seluas 4,20 x 3,5 m dengan 32 tahanan lainnya. 

Selama di penjara, ia melanjutkan karya kerasulannya. Ia mengajak para napi berdoa rosario sepanjang minggu, terutama pada bulan Mei. Ia mengajak teman-teman seka-marnya untuk berdoa sesuai dengan liturgi Gereja, mendengarkan pengakuan dosa, mengajarkan latihan-latihan rohani dan ajaran-ajaran Gereja, serta menghibur mereka dengan humor-humornya.

Tahun 1941, ketika tentara Jerman mulai menyerang Uni Soviet, penjaga-penjaga penjara mulai menembak para tawanan. Tetapi, ketika sampai pada Pastor Zenon, para penjaga penjara tidak merasa cukup hanya dengan menembaknya. Untuk mengingatkan tentang khotbah-khotbahnya mengenai Kristus tersalib, mereka menyalibkan Pastor Zenon langsung di tembok penjara di hadapan para tawanan lainnya. Ketika tentara Jerman masuk ke daerah Liev, mereka segera masuk penjara membersihkan tumpukan mayat yang mulai membusuk. Orang-orang berlarian ke dalam penjara dengan penuh harapan bisa menemukan sanak keluarga mereka. Seorang saksi mengatakan pemandangan terburuk saat itu adalah seorang imam yang disalibkan di tembok penjara; perutnya sobek karena dipotong, sebagian isi perutnya terburai. ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.