DATANGLAH ROH KUDUS PENUHILAH KAMI DENGAN SAPTA KARUNIA-MU |
RENUNGAN MINGGU
MINGGU PASKAH
VII (P) (12 Mei 2013)
Kis 7:55-60; Why 22:12-14,16-17,20;
Yoh 17:20-26
DOA YANG MENEGUHKAN
Yesus mengungkapkan betapa besar cinta-Nya kepada manusia. Ungkapan Dirinya dalamapa Yesus itu yang sesungguhnya. Saat-saat
dimana orang mengungkapkan diri dengan jujur di hadapan Yang Mahakuasa.
Secara manusiawi tentu Yesus merasakan betapa Ia sangat dekat dengan
manu-sia (murid-murid-Nya), bahkan menjadi saat yang sulit untuk meninggalkan mereka. Ada
realasi yang kuat. Atau bisa jadi ketakutan jika para murid menjadi hanyut oleh
arus dunia yang mampu membawa orang kepada jurang pemisah antara manusia dan Allah.
Apalagi untuk jaman sekarang!
Namun yang jauh lebih penting adalah Yesus sendiri tahu bahwa Ia
akan meninggalkan para Murid. Maka Ia memberikan peneguhan dalam bentuk doa. Doa
menunjukkan bahwa Yesus menaruh harapan akan murid-murid-Nya untuk tetap setia
kepada iman. Iman yang satu dan sama kepada Allah yang benar. Iman ini juga
hendaknya menjadikan sehati sejiwa dalam kebersamaan dengan orang lain,
sehingga semakin terbentuk kebersamaan diantara orang-orang yang percaya dan
beriman kepada Yesus Kristus sendiri.
Doa juga mengungkapkan nilai rohani yang dalam. Dalam doa termuat
intensi/ujud, yang diungkapkan dengan sungguh dan sepenuh hati kepada Allah. Doa
menjadi gambaran adanya kontak batin (relasi rohani) antara si pendoa dengan
Allah dan yang didoakan. Maka di sini ada nilai yang jauh sangat penting yang
dapat diambil maknanya, yakni Yesus senantiasa menyer-tai manusia. Ia sungguh sangat mengasihi manusia. Persoalannya adalah bagaimana kita menanggapi cinta kasih Allah itu?
Apakah doa menjadi sarana yang efektif untuk membangun relasi (kontak batin)
dengan Allah? Atau apakah doa hanya sekedar diingat (digunakan) ketika kita diliputi
persoalan dan membutuhkan Allah?***( fr. eko )
RUANG KATEKESE
ROH
KUDUS: Siapakah Dia?
Bila pertanyaan/judul
di atas ditanyakan pada Anda, apakah jawabannya? Jawaban singkatnya adalah
bahwa Roh Kudus merupakan Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal Maha Kudus.
Lalu, bagaimanakah lebih lanjut Gereja menga-jarkan kepada kita tentang Allah
Roh Kudus ini?
Iman akan Allah Roh
Kudus kita (Gereja) nyatakan dalam syahadat, dengan rumusan berikut: [1] dalam
Syahadat singkat (Syahadat Para Rasul) : “Aku
percaya akan Roh Kudus.” [2] dan menjadi lebih jelas dalam Syahadat panjang
(Syahadat Nicea – Konstantinopel): “Aku
percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan
Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan
perantaraan para nabi.”
Dengan mengatakan bahwa
Roh Kudus adalah Tuhan, kita mengimani bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang
mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera, kita
mempercayai bahwa Allah Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa
dan Allah Putera dalam hubungan dari mana Ia berasal, di mana Allah Bapa tidak
berasal, Allah Putera berasal dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus berasal dari
Allah Bapa dan Allah Putera. Namun, perlu digarisbawahi bahwa ketiga Pribadi
dan hubungan asal ini adalah kekal. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa
“Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui
bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus, sehakikat
dengan Bapa dan Putera, dan bahwa Ia “bersama dengan Bapa dan Putera disembah
dan dimuliakan.” (KGK 685)
Memang, kita lebih mudah
membayangkan Pribadi kedua dari Trinitas, yakni Allah Putera. Mengapa? Karena
Pribadi kedua ini mengambil rupa manusia, dan mempunyai kodrat manusia walaupun
tetap mempertahankan kodrat ke-Allahan-Nya. Pada saat kita berbicara tentang
Roh Kudus, maka mungkin kita dapat menggambarkan-Nya dengan simbol-simbol yang
dipergunakan di dalam Kitab Suci, walaupun keberadaan-Nya tetap terselubung.
Kita melihat bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai burung merpati pada waktu
Yesus dibaptis di sungai Yordan (Mat 3:16). Kehadiran Roh Kudus juga
digambarkan seperti angin, api dan nubuat (Kis 2). Dan simbol-simbol ini dapat
kita lihat dalam karya seni kekristenan, baik di bangunan gereja maupun
benda-benda sakramentali. Walaupun sulit digambarkan, namun keberadaan Roh Kudus
disebutkan dengan jelas di dalam Kitab Suci.
Pribadi ke-tiga dari
Trinitas bukan hanya aktif dalam Perjanjian Baru setelah kenaikan Kristus ke
Surga, namun juga telah dituliskan dalam Perjanjian Lama, walaupun secara
tersamar. Raja Daud menangis menyesali dosanya, dan berkata, “Janganlah
membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari
padaku!” (Mzm 51:11). Raja Salomo dengan rahmat kebijak-sanaannya menuliskan,
“Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak
menagnugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?”
(Keb 9:17)
Dalam Perjanjian Baru,
Roh Kudus yang sama adalah Roh Kudus yang membuahi rahim Bunda Maria, sehingga
Putera Allah dapat mengambil kodrat manusia (lih. Luk 1:35). Roh Kudus ini juga
yang membuat Zakharia yang tadinya bisu kemudian bernubuat dan menyanyikan
kidung Zakharia (lih. Luk 1:67). Dan ketika Elizabet menerima kunjungan Bunda
Maria, maka ia dipenuhi Roh Kudus, sehingga melonjaklah Anak yang ada di
rahimnya (lih. Luk 1:41). Simeon yang dipenuhi dengan Roh Kudus juga bernubuat
tentang Yesus dan Bunda Maria (lih. Luk 2:25-35). Roh Kudus yang sama
disebutkan dalam rumusan Pembaptisan, ketika Kristus memerintahkan kepada para
murid, “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
****
ORANG KUDUS MINGGU INI
St. Rafael Guizar Valencia
Rafael Guízar Valencia,
lahir di Meksiko, 26 April 1878. Ia tumbuh dalam keluarga besar 11 bersaudara.
Orangtuanya termasuk tuan tanah kaya pada zaman itu. Meskipun kaya, keluarga
ini dikenal sebagai keluarga yang saleh.
Rafael ditahbiskan imam
pada Juni 1901. Pastor muda ini mendedikasikan kerasulannya untuk karya-karya
misi di Zamora dan beberapa wilayah di Meksiko. Ia menggunakan warisan
orangtuanya untuk karya misinya. Saat dipercaya sebagai pembimbing rohani di
Seminari Zamora (1905), ia dikenal sebagai formator yang selalu menekankan
kecintaan pada Ekaristi dan devosi Bunda Maria.
Walaupun penduduk Meksiko
mayoritas Katolik, namun Gereja justru pernah mengalami penganiayaan dari
peme-rintahnya. Pastor Rafael pun tak tinggal diam, pada tahun 1911 ia melawan
dengan menerbitkan surat kabar Katolik di Mexico City. Namun usahanya segera
tercium pemerintah. Akhirnya koran itu dibredel. Kongregasi misi yang sudah ia
rintis, dicekal. Bahkan ia dinyatakan sebagai buron. Pemerintah memberangus
semua karyanya. Ia pun lalu menjalankan misinya secara sembunyi-sembunyi,
dengan konsep Gereja bawah tanah. Rafael pun menjalani “masa pengembaraan”.
Tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah. Nyawanya dipertaruhkan untuk tetap
melayani sebagai imam. Ia sering menyamar agar dapat mengunjungi umatnya,
berbagi harapan, mengobati yang sakit, dan menerimakan sakramen. Seringkali ia
menyusup di antara desingan peluru, dikejar-kejar, dan bahkan dijatuhi hukuman
mati di penga-dilan tanpa kehadirannya.
Kegigihan perjuangannya
terpaksa terhenti ketika ia diusir dari Meksiko, karena tekanan dahsyat gerakan
antiklerus (anti imam). Rafael mengungsi ke AS bagian Selatan pada akhir 1915.
Setelah setahun, ia hijrah ke Guatemala untuk mengge-lorakan
gerakan misi secara besar-besaran. Ia pernah diundang ke Kuba untuk
menggerakkan misi di sana (1917-1919). Ia juga sempat melanglang buana ke Kolombia.
Ketika Rafael masih di
Kuba, Paus Benediktus XV mengangkatnya menjadi Uskup Veracruz-Jalapa, Meksiko,
(1 Agt. 1919). Karena situasi Meksiko masih mencekam, ia ditahbiskan sebagai
uskup di Katedral Havana, Kuba. Rafael, Uskup buangan itu baru bisa menduduki
takhtanya di Veracruz pada 4 Januari 1920.
Dalam kondisi
penganiayaan Gereja, Mgr Rafael bertekad untuk menjalankan pendidikan calon
imam. Pada 1921, ia merenovasi seminari yang dihancurkan pemerintah. Namun
pasca renovasi, pemerintah merebut seminari itu dan mengusir semua penghuninya.
Maka Mgr. Rafael memindahkan 300 seminaris ke seminari lainnya di Mexico City,
satu-satunya seminari yang beroperasi di Meksiko saat itu. Seminari ini
mendidik para calon imam dengan sembunyi-sembunyi dengan risiko hukuman mati
jika diketahui pemerintah. Akibat keberaniannya itu, ia diusir lagi pada 1927.
Lagi-lagi, Mgr Rafael harus hidup berpindah-pindah dalam pengasingan selama 9
tahun. Tak disangka, keberaniannya semakin menyala. Ia kembali menyuarakan hak
Gereja untuk bebas dari belenggu ketidakadilan.
Pada 1931, pemerintah
membatasi jumlah imam di Keuskupan Veracruz-Jalapa, yakni seorang imam untuk
100 ribu umat. Mgr Rafael protes. Gubernur pun memerintahkan untuk menembak
Mgr. Rafael. Dengan berani, Mgr. Rafael mendatangi kantor gubernur. Sang
gubernur pun gentar, hingga Mgr. Rafael tetap menjalankan kebijakan yang
melawan perintah penguasa saat itu.
Kegigihan Mgr. Rafael
harus terhambat karena serangan jantung (Des. 1937). Meski kesehatannya sangat
buruk, ia tetap memimpin keuskupannya dan mendampingi para calon imam. Tak
pernah ia absen memimpin Misa setiap hari. Pada tanggal 6 Juni 1938, misionaris
besar ini pun wafat. Sebelum wafat, ia minta tubuhnya diletakkan di lantai,
karena ia ingin mati seperti Kristus, dalam pembuangan di luar keuskupannya,
miskin, dan tanpa bekal apa pun.
Semasa hidupnya, Mgr
Rafael telah menjadi penahbis utama bagi tiga uskup; dan pentahbis pendamping
bagi empat uskup. Termasuk mentahbiskan adiknya, Mgr Antonio Guízar y Valencia
(1879-1971), sebagai Uskup Chihuahua, Meksiko, pada 30 Januari 1921.
Pada 1950, genap 12
tahun wafatnya, kuburnya digali dan jasadnya ditemukan masih utuh. Ia
dinyatakan sebagai santo oleh Paus Benediktus XVI, 28 April 2006. St. Rafael
Guizar Valencia dikenang sebagai Rasul Meksiko.***
ANEKA INFO
1. BIDANG
PERSEKUTUAN
Pasangan
suami istri yang merayakan Ulang Tahun Perkawinannya pada bulan Mei ini diundang untuk ikut serta dalam Misa ULTAH perkawinan, pada hari Minggu, 26 Mei nanti, pada misa ke-2. Informasi dan pendaftaran
silahkan menghubungi sekretariat
paroki.
2. DEVOSI
KERAHIMAN ILAHI
Diundang bagi para devosan Kerahiman Ilahi, untuk
hadir pada Kamis, 16 Mei 2013, di Gereja St. Yoseph dalam Adorasi Sakramen Maha
Kudus, pada pukul 18.30 WIB.
3. BULAN MARIA 2013
-
a. Misa dan
Rosario Bersama: setiap hari Rabu dan Jumat selama Bulan Mei ini,
pkl. 17.30 WIB.
-
b. Safari
Rosario OMK: Setiap hari Minggu, pkl. 19.00 WIB. HARI
Minggu ini (12 Mei) Safari Rosario OMK akan mengunjungi Wilayah VIII.
4. LAIN LAIN
- 1. Penjulan
telur ayam kampung. Diadakan setiap kali setelah misa. Hasil pejualan
telur ini akan disumbangkan untuk UNIO keuskupan kita, yakni untuk pembinaan
para calon imam kita.
- 2. Toko
Buku St. Yoseph. Telah tersedia di toko buku
kita berbagai kaset rohani, buku-buku, dan aneka benda-benda rohani/devosi.
Silahkan datang langsung ke toko buku kita di belakang gereja.
Selamat dan salut atas situs Gempar ini. Seluruh dunia bisa mengetahui tentang iman kita dan info2 khusus tentang Paroki Santo Yoseph Palembang. Selamat berkarya bagi petugas2 Gempar. Roh Kudus menyertai Anda semua selalu! Selamat menyambut Hari Raya Pentakosta. Gbu all!
BalasHapus