SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Sabtu, 11 Mei 2013

GEMPAR, 12 MEI 2013


DATANGLAH ROH KUDUS
PENUHILAH KAMI DENGAN SAPTA KARUNIA-MU

RENUNGAN MINGGU

MINGGU PASKAH VII  (P) (12 Mei 2013)
Kis 7:55-60; Why 22:12-14,16-17,20; Yoh 17:20-26

DOA YANG MENEGUHKAN

       Yesus mengungkapkan betapa besar cinta-Nya kepada manusia. Ungkapan Dirinya dalamapa Yesus itu yang sesungguhnya. Saat-saat dimana orang mengungkapkan diri dengan jujur di hadapan Yang Mahakuasa.
       Secara manusiawi tentu Yesus merasakan betapa Ia sangat dekat dengan manu-sia (murid-murid-Nya), bahkan menjadi saat yang sulit untuk meninggalkan mereka. Ada realasi yang kuat. Atau bisa jadi ketakutan jika para murid menjadi hanyut oleh arus dunia yang mampu membawa orang kepada jurang pemisah antara manusia dan Allah. Apalagi untuk jaman sekarang!


       Namun yang jauh lebih penting adalah Yesus sendiri tahu bahwa Ia akan meninggalkan para Murid. Maka Ia memberikan peneguhan dalam bentuk doa. Doa menunjukkan bahwa Yesus menaruh harapan akan murid-murid-Nya untuk tetap setia kepada iman. Iman yang satu dan sama kepada Allah yang benar. Iman ini juga hendaknya menjadikan sehati sejiwa dalam kebersamaan dengan orang lain, sehingga semakin terbentuk kebersamaan diantara orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus sendiri.
       Doa juga mengungkapkan nilai rohani yang dalam. Dalam doa termuat intensi/ujud, yang diungkapkan dengan sungguh dan sepenuh hati kepada Allah. Doa menjadi gambaran adanya kontak batin (relasi rohani) antara si pendoa dengan Allah dan yang didoakan. Maka di sini ada nilai yang jauh sangat penting yang dapat diambil maknanya, yakni Yesus senantiasa menyer-tai manusia. Ia sungguh sangat mengasihi manusia. Persoalannya adalah bagaimana kita menanggapi cinta kasih Allah itu? Apakah doa menjadi sarana yang efektif untuk membangun relasi (kontak batin) dengan Allah? Atau apakah doa hanya sekedar diingat (digunakan) ketika kita diliputi persoalan dan membutuhkan Allah?***( fr. eko )

RUANG KATEKESE

ROH KUDUS: Siapakah Dia?
       Bila pertanyaan/judul di atas ditanyakan pada Anda, apakah jawabannya? Jawaban singkatnya adalah bahwa Roh Kudus merupakan Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal Maha Kudus. Lalu, bagaimanakah lebih lanjut Gereja menga-jarkan kepada kita tentang Allah Roh Kudus ini?
       Iman akan Allah Roh Kudus kita (Gereja) nyatakan dalam syahadat, dengan rumusan berikut: [1] dalam Syahadat singkat (Syahadat Para Rasul) : “Aku percaya akan Roh Kudus.” [2] dan menjadi lebih jelas dalam Syahadat panjang (Syahadat Nicea – Konstantinopel): “Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
       Dengan mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan, kita mengimani bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Dengan mengatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera, kita mempercayai bahwa Allah Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Putera dalam hubungan dari mana Ia berasal, di mana Allah Bapa tidak berasal, Allah Putera berasal dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera. Namun, perlu digarisbawahi bahwa ketiga Pribadi dan hubungan asal ini adalah kekal. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa “Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus, sehakikat dengan Bapa dan Putera, dan bahwa Ia “bersama dengan Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan.” (KGK 685)
       Memang, kita lebih mudah membayangkan Pribadi kedua dari Trinitas, yakni Allah Putera. Mengapa? Karena Pribadi kedua ini mengambil rupa manusia, dan mempunyai kodrat manusia walaupun tetap mempertahankan kodrat ke-Allahan-Nya. Pada saat kita berbicara tentang Roh Kudus, maka mungkin kita dapat menggambarkan-Nya dengan simbol-simbol yang dipergunakan di dalam Kitab Suci, walaupun keberadaan-Nya tetap terselubung. Kita melihat bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai burung merpati pada waktu Yesus dibaptis di sungai Yordan (Mat 3:16). Kehadiran Roh Kudus juga digambarkan seperti angin, api dan nubuat (Kis 2). Dan simbol-simbol ini dapat kita lihat dalam karya seni kekristenan, baik di bangunan gereja maupun benda-benda sakramentali. Walaupun sulit digambarkan, namun keberadaan Roh Kudus disebutkan dengan jelas di dalam Kitab Suci.
       Pribadi ke-tiga dari Trinitas bukan hanya aktif dalam Perjanjian Baru setelah kenaikan Kristus ke Surga, namun juga telah dituliskan dalam Perjanjian Lama, walaupun secara tersamar. Raja Daud menangis menyesali dosanya, dan berkata, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mzm 51:11). Raja Salomo dengan rahmat kebijak-sanaannya menuliskan, “Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menagnugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?” (Keb 9:17)
       Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus yang sama adalah Roh Kudus yang membuahi rahim Bunda Maria, sehingga Putera Allah dapat mengambil kodrat manusia (lih. Luk 1:35). Roh Kudus ini juga yang membuat Zakharia yang tadinya bisu kemudian bernubuat dan menyanyikan kidung Zakharia (lih. Luk 1:67). Dan ketika Elizabet menerima kunjungan Bunda Maria, maka ia dipenuhi Roh Kudus, sehingga melonjaklah Anak yang ada di rahimnya (lih. Luk 1:41). Simeon yang dipenuhi dengan Roh Kudus juga bernubuat tentang Yesus dan Bunda Maria (lih. Luk 2:25-35). Roh Kudus yang sama disebutkan dalam rumusan Pembaptisan, ketika Kristus memerintahkan kepada para murid, “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19). ****

ORANG KUDUS MINGGU INI

St. Rafael Guizar Valencia
       Rafael Guízar Valencia, lahir di Meksiko, 26 April 1878. Ia tumbuh dalam keluarga besar 11 bersaudara. Orangtuanya termasuk tuan tanah kaya pada zaman itu. Meskipun kaya, keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang saleh.
       Rafael ditahbiskan imam pada Juni 1901. Pastor muda ini mendedikasikan kerasulannya untuk karya-karya misi di Zamora dan beberapa wilayah di Meksiko. Ia menggunakan warisan orangtuanya untuk karya misinya. Saat dipercaya sebagai pembimbing rohani di Seminari Zamora (1905), ia dikenal sebagai formator yang selalu menekankan kecintaan pada Ekaristi dan devosi Bunda Maria.
       Walaupun penduduk Meksiko mayoritas Katolik, namun Gereja justru pernah mengalami penganiayaan dari peme-rintahnya. Pastor Rafael pun tak tinggal diam, pada tahun 1911 ia melawan dengan menerbitkan surat kabar Katolik di Mexico City. Namun usahanya segera tercium pemerintah. Akhirnya koran itu dibredel. Kongregasi misi yang sudah ia rintis, dicekal. Bahkan ia dinyatakan sebagai buron. Pemerintah memberangus semua karyanya. Ia pun lalu menjalankan misinya secara sembunyi-sembunyi, dengan konsep Gereja bawah tanah. Rafael pun menjalani “masa pengembaraan”. Tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah. Nyawanya dipertaruhkan untuk tetap melayani sebagai imam. Ia sering menyamar agar dapat mengunjungi umatnya, berbagi harapan, mengobati yang sakit, dan menerimakan sakramen. Seringkali ia menyusup di antara desingan peluru, dikejar-kejar, dan bahkan dijatuhi hukuman mati di penga-dilan tanpa kehadirannya.
       Kegigihan perjuangannya terpaksa terhenti ketika ia diusir dari Meksiko, karena tekanan dahsyat gerakan antiklerus (anti imam). Rafael mengungsi ke AS bagian Selatan pada akhir 1915. Setelah setahun, ia hijrah ke Guatemala untuk mengge-lorakan gerakan misi secara besar-besaran. Ia pernah diundang ke Kuba untuk menggerakkan misi di sana (1917-1919). Ia juga sempat melanglang buana ke Kolombia.
       Ketika Rafael masih di Kuba, Paus Benediktus XV mengangkatnya menjadi Uskup Veracruz-Jalapa, Meksiko, (1 Agt. 1919). Karena situasi Meksiko masih mencekam, ia ditahbiskan sebagai uskup di Katedral Havana, Kuba. Rafael, Uskup buangan itu baru bisa menduduki takhtanya di Veracruz pada 4 Januari 1920.
       Dalam kondisi penganiayaan Gereja, Mgr Rafael bertekad untuk menjalankan pendidikan calon imam. Pada 1921, ia merenovasi seminari yang dihancurkan pemerintah. Namun pasca renovasi, pemerintah merebut seminari itu dan mengusir semua penghuninya. Maka Mgr. Rafael memindahkan 300 seminaris ke seminari lainnya di Mexico City, satu-satunya seminari yang beroperasi di Meksiko saat itu. Seminari ini mendidik para calon imam dengan sembunyi-sembunyi dengan risiko hukuman mati jika diketahui pemerintah. Akibat keberaniannya itu, ia diusir lagi pada 1927. Lagi-lagi, Mgr Rafael harus hidup berpindah-pindah dalam pengasingan selama 9 tahun. Tak disangka, keberaniannya semakin menyala. Ia kembali menyuarakan hak Gereja untuk bebas dari belenggu ketidakadilan.
       Pada 1931, pemerintah membatasi jumlah imam di Keuskupan Veracruz-Jalapa, yakni seorang imam untuk 100 ribu umat. Mgr Rafael protes. Gubernur pun memerintahkan untuk menembak Mgr. Rafael. Dengan berani, Mgr. Rafael mendatangi kantor gubernur. Sang gubernur pun gentar, hingga Mgr. Rafael tetap menjalankan kebijakan yang melawan perintah penguasa saat itu.
       Kegigihan Mgr. Rafael harus terhambat karena serangan jantung (Des. 1937). Meski kesehatannya sangat buruk, ia tetap memimpin keuskupannya dan mendampingi para calon imam. Tak pernah ia absen memimpin Misa setiap hari. Pada tanggal 6 Juni 1938, misionaris besar ini pun wafat. Sebelum wafat, ia minta tubuhnya diletakkan di lantai, karena ia ingin mati seperti Kristus, dalam pembuangan di luar keuskupannya, miskin, dan tanpa bekal apa pun.
       Semasa hidupnya, Mgr Rafael telah menjadi penahbis utama bagi tiga uskup; dan pentahbis pendamping bagi empat uskup. Termasuk mentahbiskan adiknya, Mgr Antonio Guízar y Valencia (1879-1971), sebagai Uskup Chihuahua, Meksiko, pada 30 Januari 1921.
       Pada 1950, genap 12 tahun wafatnya, kuburnya digali dan jasadnya ditemukan masih utuh. Ia dinyatakan sebagai santo oleh Paus Benediktus XVI, 28 April 2006. St. Rafael Guizar Valencia dikenang sebagai Rasul Meksiko.***

ANEKA INFO

1.  BIDANG PERSEKUTUAN
Pasangan suami istri yang merayakan Ulang Tahun Perkawinannya pada bulan Mei ini diundang untuk ikut serta dalam Misa ULTAH perkawinan, pada hari Minggu, 26 Mei nanti, pada misa ke-2. Informasi dan pendaftaran silahkan menghubungi sekretariat paroki.
2. DEVOSI KERAHIMAN ILAHI
Diundang bagi para devosan Kerahiman Ilahi, untuk hadir pada Kamis, 16 Mei 2013, di Gereja St. Yoseph dalam Adorasi Sakramen Maha Kudus, pada pukul 18.30 WIB.
3.  BULAN MARIA 2013
-       a. Misa dan Rosario Bersama: setiap hari Rabu dan Jumat selama Bulan Mei ini, pkl. 17.30 WIB.
-       b. Safari Rosario OMK: Setiap hari Minggu, pkl. 19.00 WIB. HARI Minggu ini (12 Mei) Safari Rosario OMK akan mengunjungi Wilayah VIII.
4.  LAIN LAIN
-       1. Penjulan telur ayam kampung. Diadakan setiap kali setelah misa. Hasil pejualan telur ini akan disumbangkan untuk UNIO keuskupan kita, yakni untuk pembinaan para calon imam kita.
-       2. Toko Buku St. Yoseph. Telah tersedia di toko buku kita berbagai kaset rohani, buku-buku, dan aneka benda-benda rohani/devosi. Silahkan datang langsung ke toko buku kita di belakang gereja.

1 komentar:

  1. Selamat dan salut atas situs Gempar ini. Seluruh dunia bisa mengetahui tentang iman kita dan info2 khusus tentang Paroki Santo Yoseph Palembang. Selamat berkarya bagi petugas2 Gempar. Roh Kudus menyertai Anda semua selalu! Selamat menyambut Hari Raya Pentakosta. Gbu all!

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.