SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Jumat, 17 Mei 2013

GEMPAR 19 Mei 2013

<!--[if gte mso 9]> Eepc-intel Normal User 2 8 2013-05-18T15:28:00Z 2013-05-18T15:28:00Z 4 1456 8304 69 19 9741 12.00 <![endif]
RUANG KATEKESE


ROH KUDUS: Siapakah Dia? (2)

Karakter dari Roh Kudus
Teolog besar Gereja Katolik, St. Thomas Aquinas memberikan pemaparan tentang lima karakter dari Roh Kudus, sebagai berikut:
1.   Roh Kudus adalah Tuhan. Rasul Paulus mengajarkan bahwa para malaikat adalah roh yang melayani manusia, agar manusia dapat memperoleh keselamatan (lih. Ibr 1:14). Namun demikian, Roh Kudus bukanlah malaikat yang murni spiritual, namun Roh Kudus sendiri adalah Tuhan. Injil Yohanes menyebutkan bahwa Allah adalah Roh (lih. Yoh 4:24). Rasul Paulus juga menyebutkan hal yang sama: “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2Kor 3:17).

2.   Roh Kudus adalah pemberi kehidupan. Roh dimengerti sebagai nafas bagi tubuh, yang menjadi tanda kehidupan. Maka, roh (jiwa) merupakan prinsip kehidupan. Dalam Perjanjian Lama, Roh Allah sendiri memberikan kehidupan pada semua makhluk di dunia. Pada saat Allah memberikan kehidupan kepada manusia, Dia menghembuskan Roh-Nya lih. Kej 2:7). Rasul Yohanes menegaskan bahwa untuk mendapatkan kehidupan kekal, manusia harus dilahirkan dari air dan Roh (lih. Yoh 3:5), karena Roh memberikan kehidupan (lih. 2Kor 3:6). Oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita (lih. Rm 5:5), sehingga kita beroleh kehidupan.
3.   Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra. Roh Kudus adalah sehakekat dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Sang Putera adalah Sabda atau Kebijaksanaan Allah dan Roh Kudus adalah kasih dari Allah Bapa dan Allah Putera. Itulah sebabnya, Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra (Filioque) dan bukan hanya berasal dari Allah Bapa.
4.   Roh Kudus beserta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan. Karena Roh Kudus sehakekat dengan Allah Bapa dan Putera, maka sudah selayaknya Roh Kudus bersama kedua Pribadi tersebut sama-sama disembah dan dimuliakan. Yesus mengatakan agar kita menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran (lih. Yoh 4:23). Yesus mengajarkan kepada kita bahwa ketiga Pribadi Allah ini terikat dalam satu kesatuan walaupun merupakan Pribadi yang berbeda satu dengan lainnya, ketika Dia mengatakan, “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
5.   Roh Kudus bersabda dengan perantaraan para nabi. Maksud dari perkataan ini adalah untuk memberikan penekanan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. Bahwa Roh Kudus sendiri yang berbicara melalui perantaraan para nabi dipertegas oleh Rasul Petrus, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2Ptr 1:21). Yesaya menyadari bahwa Roh Allah sendiri yang mengutusnya (lih. Yes 48:16).

Filioque
Filioque artinya “dan dari Allah Putera.” Kata/ungkapan ini kita temukan dalam Syahadat Panjang; yang menyatakan bahwa Allah Roh Kudus  berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera. Tahukah Anda “gara-gara” satu kata ini Gereja Katolik dan Orthodoks berseteru selama ratusan tahun; dan bahkan satu kata ini dianggap sebagai salah satu penyebab perpecahan/ skisma Gereja tahun 1054?
Secara teologis sebenarnya tidak ada perbedaan antara Gereja Barat (Latin/Katolik) dengan Gereja Timur (Orthodoks) tentang iman akan Roh Kudus. Keduanya memahami bahwa Roh Kudus sebagai salah satu Pribadi dalam Tritunggal memang berasal dari Allah Bapa dan Putera. Hal itu didasarkan pada ajaran Kitab Suci sendiri dan juga Bapa-bapa Gereja. Semua sepakat dan mengimani bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah Bapa dan Ia juga Roh Allah Putera (Mat 10:20; Gal 4:6).
Lalu mengapa kedua Gereja bertengkar? Persoalannya adalah Gereja Timur menuduh Katolik tanpa seijin mereka menambahkan kata “filioque” itu dalam Syahadat Gereja; padahal semua sudah sepakat syahadat yang sah adalah yang berdasarkan Konsili Nicea (325) dan Konstantinovel (381). Dan berdasarkan Konsili Efesus (431) semua sepakat tak boleh lagi ada perubahan / penambahan dalam Syahadat. Namun ketika syahadat itu diterjemahkan dalam Bahasa Latin (aslinya Bahasa Yunani) ada sedikit perbedaan makna tentang siapa / asal Roh Kudus. Untuk mempertegas iman akan Roh Kudus ini maka Gereja Latin / Katolik menambahkan kata “filioque” itu dalam Konsili Toledo (589).
Jadi, perbedaan kedua Gereja bukan terutama pada ajaran iman akan siapa Allah Roh Kudus itu; namun lebih pada praktek / ungkapan kata yang dipakai. Penyebutan “filioque” ini sama sekali tidak merusak ataupun mengubah Syahadat, tetapi malah semakin meneguhkan apa yang sejak awal diimani Gereja tentang kesamaan hakekat / kodrat Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus; di samping juga menjelaskan satu-satunya perbe-daan antara Pribadi Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus, yaitu dalam hal hubungan asalnya. Bapa melahirkan Putera; Putera lahir dari Bapa, sedangkan Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera; di mana hubungan asal ini tidak bisa ditukarkan satu sama lain. ****

ORANG KUDUS MINGGU INI

St. Nuno de Santa Maria
St. Nuno (Nuno Álvares Pereira) lahir di Flor da Rosa, Portugal, 24 Juni 1360. Darah bangsawan mengalir dalam dirinya. Sejak muda, Nuno sudah akrab dengan dunia militer. Dalam usia 23 tahun, ia dianugerahi gelar Sang Pelindung oleh Raja Portugal João I. Ia juga diberi kehormatan sebagai Panglima II Portugal dengan gelar Bangsawan Ourem III. Ia juga memperoleh beberapa gelar kebangsawanan lain. Semua gelar kehormatan itu dikarenakan jasanya sebagai panglima perang dalam memimpin pasukan untuk melindungi negaranya.
Sebagai panglima perang yang hebat, Nuno dikenal mempunyai hidup rohani yang baik. Berbagai kemenangannya ia yakni berkat campur tangan Bunda Maria. Memang sejak kecil ibunya telah menanamkan kebiasaan devosional dalam dirinya: berdoa sebelum bertugas, dan bersyukur saat tugas usai. Praktik kesalehan berpuasa Rabu, Jumat, dan Sabtu, serta setiap vigili Hari Raya Bunda Maria, ia jalani dengan setia. Cintanya pada Ekaristi juga sangat dalam. Ia mengukir pedangnya dengan kata pujian pada Bunda Maria. Bahkan ia memilih panji kebesaran bergambar salib, Bunda Maria, St Yakobus, dan St Georgius. Banyak gereja dan biara ia bangun dengan merogoh uangnya sendiri. Ternyata, jiwa dermawan sang ayah pun diwarisinya.
Dalam kehidupan pribadi, Nuno menikah dengan janda muda kaya tanpa anak, Leonor de Alvim, putri seorang bangsawan. Perkawinannya dianugerahi tiga anak, dua putra dan seorang putri. Dua putranya meninggal saat masih bayi. Tinggal putri bungsunya, Beatrice, satusatunya yang tersisa. Namun saat usia Sang Jendral baru 28 tahun, isterinya meninggal dunia. Ia selalu menolak untuk membangun kembali bahtera keluarga baru dan bertekat membesarkan putrinya.
Sepeninggal isterinya, dunia Nuno berubah. Sebagai duda kaya, ia menghibahkan kekayaannya untuk Gereja. Sepertiga hartanya ia bagi-bagikan pada veteran perang dan orang miskin. Ia pun terjun dalam kegiatan karitatif untuk Gereja dan biara.
Ketika Nuno berusia 55 tahun, putri semata wayangnya menikah. Nuno mulai napak tilas hidupnya dan menatap masa depan setelah tanggung jawabnya pada Beatrice usai. Dengan sadar, Nuno melepaskan semua gelar kebangsawanannya. Lalu ia memutuskan masuk Biara Carmo di Lisabon pada 1423 untuk menjadi bruder Karmelit. Ia memilih nama biarawan Bruder Nuno de Santa Maria. Sebagai bruder, Nuno sangat sibuk dengan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Meskipun berdarah bangsawan dan status sosial masa lalunya tinggi, ia menjalani pekerjaan-pekerjaan rendahan dengan sepenuh hati. Konon, sehari-hari Nuno memakai pakaian perangnya. Alasannya, sewaktu-waktu tentara musuh menyerbu, ia selalu siap memimpin pasukannya kembali. Meski demikian, kebiasaan doa, praktik puasa dan matiraga, tak pernah ia lupakan.
Pada Minggu Paskah, 1 April 1431, Bruder Nuno terbaring di tempat tidur. Seorang imam membacakannya Kisah Sengsara Yesus dari Injil Yohanes. Ketika didengarnya ucapan Yesus di salib: “Ibu, inilah anakmu! Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: Inilah Ibumu!”, Nuno menutup mata dan meregang nyawa. Sehari setelah wafatnya, banyak orang sudah menyebutnya “Sang Santo Panglima”. Jasad Nuno disemayamkan di makam Karmelit Portugal. Benediktus XV membeatifikasi Nuno pada 1918. Sebenarnya, Nuno sudah akan digelari Santo oleh Pius XII pada 1940. Namun karena alasan politis, kanonisasinya dibatalkan. Akhirnya pada 26 April 2009, bruder mantan panglima perang itu dinyatakan sebagai Santo Nuno oleh Paus Benediktus XVI. ****

ANEKA INFO

BIDANG PERSEKUTUAN
Pasangan suami istri yang merayakan Ulang Tahun Perkawinannya pada bulan Mei ini diundang untuk ikut serta dalam Misa ULTAH perkawinan, pada hari Minggu, 26 Mei nanti, pada misa ke-2. Informasi dan pendaftaran silahkan menghubungi sekretariat paroki.
DEVOSI KERAHIMAN ILAHI
Diundang bagi para devosan Kerahiman Ilahi, untuk hadir pada Kamis, 16 Mei 2013, di Gereja St. Yoseph dalam Adorasi Sakramen Maha Kudus, pada pukul 18.30 WIB.
BULAN MARIA 2013
1.   Misa dan Rosario Bersama: setiap hari Rabu dan Jumat selama Bulan Mei ini, pkl. 17.30 WIB.
2.   Safari Rosario OMK: Setiap hari Minggu, pkl. 19.00 WIB. HARI Minggu ini (12 Mei) Safari Rosario OMK akan mengunjungi Wilayah X.
LAIN-LAIN
1.   Peresmian Gereja. Pada hari ini (19 Mei) kita turut bersyukur dan berbahagia bersama Paroki St. Stefanus Talangbetutu yang mengadakan pemberkatan / peres-mian gedung gereja yang baru.
2.   Gotong Royong. Mohon setiap lingkungan mengutus anggotanya untuk ikut serta dalam kerja bakti di Pema-kaman Gandus, pada hari Sabtu depan (25 Mei), mulai pkl. 09.00 WIB.
3.   OMK St. Yoseph. Dalam rangkai penggalangan dana OMK menjual poster Paus Fransiskus setelah misa. Dana akan dipakai untuk kegiatan Camping Rohani, 20-23 Juni nanti di Podomoro. Bagi OMK yang berminat ikut serta kegiatan camping ini, mohon segera mendaf-tarkan diri.
4.   MISDINAR. Semua anggota msidinar mohon hadir di gereja setelah Misa II ini (19 Mei). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.