RUANG KATEKESE
ROH KUDUS: Siapakah Dia? (2)
Karakter
dari Roh Kudus
Teolog besar
Gereja Katolik, St. Thomas Aquinas memberikan pemaparan tentang lima
karakter dari Roh Kudus, sebagai berikut:
1. Roh Kudus adalah Tuhan. Rasul
Paulus mengajarkan bahwa para malaikat adalah roh yang melayani manusia, agar
manusia dapat memperoleh keselamatan (lih. Ibr 1:14). Namun demikian, Roh Kudus
bukanlah malaikat yang murni spiritual, namun Roh Kudus sendiri adalah Tuhan. Injil
Yohanes menyebutkan bahwa Allah adalah Roh (lih. Yoh 4:24). Rasul Paulus juga
menyebutkan hal yang sama: “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah,
di situ ada kemerdekaan” (2Kor 3:17).
2. Roh Kudus adalah pemberi kehidupan. Roh
dimengerti sebagai nafas bagi tubuh, yang menjadi tanda kehidupan. Maka, roh
(jiwa) merupakan prinsip kehidupan. Dalam Perjanjian Lama, Roh Allah sendiri
memberikan kehidupan pada semua makhluk di dunia. Pada saat Allah memberikan
kehidupan kepada manusia, Dia menghembuskan Roh-Nya lih. Kej
2:7). Rasul Yohanes menegaskan bahwa untuk
mendapatkan kehidupan kekal, manusia harus dilahirkan dari air dan Roh (lih.
Yoh 3:5), karena Roh memberikan kehidupan (lih. 2Kor 3:6). Oleh Roh Kudus yang
telah dikaruniakan kepada kita, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
(lih. Rm 5:5), sehingga kita beroleh kehidupan.
3. Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra. Roh Kudus
adalah sehakekat dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Sang Putera adalah Sabda
atau Kebijaksanaan Allah dan Roh Kudus adalah kasih dari Allah Bapa dan Allah
Putera. Itulah sebabnya, Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra (Filioque) dan bukan hanya berasal dari
Allah Bapa.
4. Roh Kudus beserta Bapa dan Putra disembah dan
dimuliakan. Karena Roh Kudus sehakekat dengan Allah Bapa dan Putera,
maka sudah selayaknya Roh Kudus bersama kedua Pribadi tersebut sama-sama
disembah dan dimuliakan. Yesus mengatakan agar kita menyembah Allah dalam Roh
dan Kebenaran (lih. Yoh 4:23). Yesus mengajarkan kepada kita bahwa ketiga
Pribadi Allah ini terikat dalam satu kesatuan walaupun merupakan Pribadi yang
berbeda satu dengan lainnya, ketika Dia mengatakan, “Baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
5. Roh
Kudus bersabda dengan perantaraan para nabi. Maksud dari perkataan
ini adalah untuk memberikan penekanan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. Bahwa Roh
Kudus sendiri yang berbicara melalui perantaraan para nabi dipertegas oleh
Rasul Petrus, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2Ptr
1:21). Yesaya menyadari bahwa Roh Allah sendiri yang mengutusnya (lih. Yes
48:16).
Filioque
Filioque artinya “dan dari Allah
Putera.” Kata/ungkapan ini kita temukan dalam Syahadat Panjang; yang menyatakan
bahwa Allah Roh Kudus berasal dari Allah
Bapa dan Allah Putera. Tahukah Anda “gara-gara” satu kata ini Gereja Katolik
dan Orthodoks berseteru selama ratusan tahun; dan bahkan satu kata ini dianggap
sebagai salah satu penyebab perpecahan/ skisma Gereja tahun 1054?
Secara teologis
sebenarnya tidak ada perbedaan antara Gereja Barat (Latin/Katolik) dengan
Gereja Timur (Orthodoks) tentang iman akan Roh Kudus. Keduanya memahami bahwa
Roh Kudus sebagai salah satu Pribadi dalam Tritunggal memang berasal dari Allah
Bapa dan Putera. Hal itu didasarkan pada ajaran Kitab Suci sendiri dan juga Bapa-bapa
Gereja. Semua sepakat dan mengimani bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah Bapa dan Ia
juga Roh Allah Putera (Mat 10:20; Gal 4:6).
Lalu mengapa
kedua Gereja bertengkar? Persoalannya adalah Gereja Timur menuduh Katolik tanpa
seijin mereka menambahkan kata “filioque” itu dalam Syahadat Gereja; padahal
semua sudah sepakat syahadat yang sah adalah yang berdasarkan Konsili Nicea
(325) dan Konstantinovel (381). Dan berdasarkan Konsili Efesus (431) semua
sepakat tak boleh lagi ada perubahan / penambahan dalam Syahadat. Namun ketika
syahadat itu diterjemahkan dalam Bahasa Latin (aslinya Bahasa Yunani) ada
sedikit perbedaan makna tentang siapa / asal Roh Kudus. Untuk mempertegas iman akan Roh Kudus ini
maka Gereja Latin / Katolik menambahkan kata “filioque” itu dalam Konsili
Toledo (589).
Jadi, perbedaan
kedua Gereja bukan terutama pada ajaran iman akan siapa Allah Roh Kudus itu;
namun lebih pada praktek / ungkapan kata yang dipakai. Penyebutan “filioque”
ini sama sekali tidak merusak ataupun mengubah Syahadat, tetapi malah semakin
meneguhkan apa yang sejak awal diimani Gereja tentang kesamaan hakekat /
kodrat Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus; di samping juga menjelaskan
satu-satunya perbe-daan antara Pribadi Allah Bapa dan Putera dan
Roh Kudus, yaitu dalam hal hubungan asalnya. Bapa melahirkan Putera; Putera
lahir dari Bapa, sedangkan Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera; di mana
hubungan asal ini tidak bisa ditukarkan satu sama lain. ****
ORANG KUDUS MINGGU INI
St. Nuno de Santa Maria
St. Nuno (Nuno
Álvares Pereira) lahir di Flor da Rosa, Portugal, 24 Juni 1360. Darah bangsawan
mengalir dalam dirinya. Sejak muda, Nuno sudah akrab dengan dunia militer. Dalam
usia 23 tahun, ia dianugerahi gelar Sang Pelindung oleh Raja Portugal João I.
Ia juga diberi kehormatan sebagai Panglima II Portugal dengan gelar Bangsawan
Ourem III. Ia juga memperoleh beberapa gelar kebangsawanan lain. Semua gelar
kehormatan itu dikarenakan jasanya sebagai panglima perang dalam memimpin
pasukan untuk melindungi negaranya.
Sebagai panglima
perang yang hebat, Nuno dikenal mempunyai hidup rohani yang baik. Berbagai
kemenangannya ia yakni berkat campur tangan Bunda Maria. Memang sejak kecil
ibunya telah menanamkan kebiasaan devosional dalam dirinya: berdoa sebelum
bertugas, dan bersyukur saat tugas usai. Praktik kesalehan berpuasa Rabu,
Jumat, dan Sabtu, serta setiap vigili Hari Raya Bunda Maria, ia jalani dengan
setia. Cintanya pada Ekaristi juga sangat dalam. Ia mengukir pedangnya dengan
kata pujian pada Bunda Maria. Bahkan ia memilih panji kebesaran bergambar
salib, Bunda Maria, St Yakobus, dan St Georgius. Banyak gereja dan biara ia
bangun dengan merogoh uangnya sendiri. Ternyata, jiwa dermawan sang ayah pun
diwarisinya.
Dalam kehidupan
pribadi, Nuno menikah dengan janda muda kaya tanpa anak, Leonor de Alvim, putri
seorang bangsawan. Perkawinannya dianugerahi tiga anak, dua putra dan seorang
putri. Dua putranya meninggal saat masih bayi. Tinggal putri bungsunya,
Beatrice, satusatunya yang tersisa. Namun saat usia Sang Jendral baru 28 tahun,
isterinya meninggal dunia. Ia selalu menolak untuk membangun kembali bahtera
keluarga baru dan bertekat membesarkan putrinya.
Sepeninggal isterinya,
dunia Nuno berubah. Sebagai duda kaya, ia menghibahkan kekayaannya untuk
Gereja. Sepertiga hartanya ia bagi-bagikan pada veteran perang dan orang
miskin. Ia pun terjun dalam kegiatan karitatif untuk Gereja dan biara.
Ketika Nuno
berusia 55 tahun, putri semata wayangnya menikah. Nuno mulai napak tilas
hidupnya dan menatap masa depan setelah tanggung jawabnya pada Beatrice usai.
Dengan sadar, Nuno melepaskan semua gelar kebangsawanannya. Lalu ia memutuskan
masuk Biara Carmo di Lisabon pada 1423 untuk menjadi bruder Karmelit. Ia
memilih nama biarawan Bruder Nuno de Santa Maria. Sebagai bruder, Nuno sangat
sibuk dengan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Meskipun berdarah bangsawan
dan status sosial masa lalunya tinggi, ia menjalani pekerjaan-pekerjaan
rendahan dengan sepenuh hati. Konon, sehari-hari Nuno memakai pakaian
perangnya. Alasannya, sewaktu-waktu tentara musuh menyerbu, ia selalu siap
memimpin pasukannya kembali. Meski demikian, kebiasaan doa, praktik puasa dan
matiraga, tak pernah ia lupakan.
Pada Minggu
Paskah, 1 April 1431, Bruder Nuno terbaring di tempat tidur. Seorang imam
membacakannya Kisah Sengsara Yesus dari Injil Yohanes. Ketika didengarnya
ucapan Yesus di salib: “Ibu, inilah anakmu! Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya:
Inilah Ibumu!”, Nuno menutup mata dan meregang nyawa. Sehari setelah wafatnya,
banyak orang sudah menyebutnya “Sang Santo Panglima”. Jasad Nuno disemayamkan
di makam Karmelit Portugal. Benediktus XV membeatifikasi Nuno pada 1918.
Sebenarnya, Nuno sudah akan digelari Santo oleh Pius XII pada 1940. Namun
karena alasan politis, kanonisasinya dibatalkan. Akhirnya pada 26 April 2009,
bruder mantan panglima perang itu dinyatakan sebagai Santo Nuno oleh Paus
Benediktus XVI. ****
ANEKA
INFO
BIDANG PERSEKUTUAN
Pasangan suami istri
yang merayakan Ulang Tahun Perkawinannya pada bulan Mei ini diundang untuk ikut serta dalam Misa ULTAH perkawinan, pada hari Minggu, 26 Mei nanti, pada misa ke-2. Informasi dan pendaftaran silahkan menghubungi sekretariat paroki.
DEVOSI KERAHIMAN ILAHI
Diundang bagi para devosan Kerahiman Ilahi,
untuk hadir pada Kamis, 16 Mei 2013, di Gereja St. Yoseph dalam
Adorasi Sakramen Maha Kudus, pada pukul 18.30 WIB.
BULAN MARIA 2013
1. Misa
dan Rosario Bersama:
setiap hari Rabu dan Jumat selama Bulan Mei ini, pkl. 17.30 WIB.
2. Safari
Rosario OMK: Setiap hari
Minggu, pkl. 19.00 WIB. HARI Minggu
ini (12 Mei) Safari Rosario OMK akan mengunjungi Wilayah X.
LAIN-LAIN
1. Peresmian Gereja. Pada hari ini (19 Mei) kita turut bersyukur dan berbahagia bersama Paroki
St. Stefanus Talangbetutu yang mengadakan pemberkatan / peres-mian gedung
gereja yang baru.
2. Gotong Royong. Mohon setiap lingkungan mengutus anggotanya untuk ikut serta dalam kerja
bakti di Pema-kaman Gandus, pada hari Sabtu depan (25 Mei), mulai pkl. 09.00
WIB.
3. OMK St. Yoseph. Dalam rangkai
penggalangan dana OMK menjual poster Paus Fransiskus setelah misa. Dana akan
dipakai untuk kegiatan Camping Rohani, 20-23 Juni nanti di Podomoro. Bagi OMK
yang berminat ikut serta kegiatan camping ini, mohon segera mendaf-tarkan diri.
4. MISDINAR. Semua anggota msidinar mohon hadir di gereja setelah Misa II ini (19 Mei).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.