SELAMAT HARI RAYA PASKAH 2016

Selasa, 22 November 2011

ADVEN 2011


LINGKARAN / KARANGAN ADVEN

Pada Masa Adven di gereja akan kita jumpai “Karangan Adven” yakni rangkaian ranting dan dedaunan dengan 4 buah lilin. Rangkaian ini ada yang digantung dan ada pula yang diletakkan pada suatu tiang penyangga. Apakah makna karangan adven ini?

Unsur-unsur Pokok 
Berikut ini unsur-unsur pokok yang ada dalam Karangan Adven:
  1. Rangkaian ranting dan dedaunan hijau (umumnya daun cemara) yang disusun dalam bentuk lingkaran.
  2. Empat buah lilin yang dipasang pada karangan adven dan dinyalakan sesuai dengan Minggu Adven yang bersangkutan (pertama, kedua s.d. keempat).
  3. Tali untuk menggantungkan karangan adven atau tiang penyangga, yang biasanya dihiasi dengan kertas / kain warna ungu.
Makna Karangan Adven
  1. Karangan Adven dibuat bukan hanya sekadar penanda Masa Adven saja namun merupakan ungkapan akan apa yang direnungkan selama masa tersebut.
  2. Karangan Adven selalu dibuat dari dedaunan hijau yang tak mudah kering, bukan dari plastik! Hal ini melambangkan Kristus, yang mati namun hidup kem-bali untuk selamanya, juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Dalam tradisi Eropa rangkaian dedaunan itu biasanya ditambahkan dengan buah-buah beri merah yang bagaikan tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu meng-ingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demi-kian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
  3. Karangan Adven selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Maka rangkaian dedaunan hijau yang melingkar bermakna bahwa kehidupan kita sebagai jemaat merupakan persekutuan yang saling terkait satu sama lain, saling berhubungan dan saling membantu.
  4. Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven. Lilin melambangkan jalan terang yang mengusir kegelapan (resah gelisah, ketakutan, kecemasan). Juga melam-bangkan Kristus, Terang Dunia. Ada kebiasaan di mana lilin itu terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melam-bangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.         
  5. Setiap hari, dalam bacaan liturgi Perjanjian Lama diki-sahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia sema-kin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
  6. Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete” (Latin = sukacita), melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu).
  7. Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditem-patkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru meng-ingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung Yesus, Sang Juru Selamat di dalam rahimnya.
  8. Secara keseluruhan Karangan Adven melambangkan perseku-tuan umat beriman yang hidup dalam harapan serta kerinduan akan kedatangan Allah Putera yang kan membaharui dan mengembalikan segala yang rusak atau mati karena dosa.

Apakah hanya di Gereja saja?
  1. Di paroki kita biasanya setiap lingkungan diharapkan untuk mempersiapkan karangan adven sendiri-sendiri dan pada Minggu Adven I dibawa ke gereja untuk diberkati. Karangan adven ini dipakai dalam pertemuan Adven di masing-masing lingkungan. Apakah setiap keluarga boleh membuatnya?
  2. Setiap keluarga boleh saja membuatnya untuk kepen-tingan di rumah. Namun demi alasan praktis tentu tidak usah dibawa ke gereja untuk diberkati. Mengapa? Lha, kalau 100 keluarga saja membuatnya (dari 1000 lebih KK paroki kita) tentu gereja penuh. Masing-masing keluarga bisa membuatnya dan saat MingguI Adven dapat menggunakan rumusan berkat seperti dalam buku ini. Karangan Adven dapat ditempatkan di ruang doa atau sekitar meja makan. Dalam semangat kebersamaan seluruh anggota keluarga berkumpul dan berdoa bersama sambil menyalakan lilin, misalnya pada saat doa bersama atau sebelum makan malam. Ada yang mau mencoba?  
Sumber Bacaan:
Francis J. Peflley, Lingkaran Adven: Lambang dan Maknanya, www.indocell.net/yesaya.
Komisi Liturgi KWI, Aneka Pemberkatan, Yogyakarta: Kanisius, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.